Diposting : 1 June 2018 14:12
San Edison - Bali Tribune
BALI TRIBUNE - Menyongsong Pemilu Legislatif (Pileg) 2019, masing-masing partai politik saat ini melakukan penjaringan bakal calon anggota legislatif (Bacaleg) secara internal. Beberapa partai, bahkan sudah menuntaskan proses ini, dan tinggal menunggu jadwal mendaftar ke KPU.
Sebagaimana tahun 2014 lalu, peraturan perundang-undangan mengamanatkan kuota minimal 30 persen perempuan wajib dipenuhi partai politik saat mendaftarkan Caleg ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Kuota ini memang tidak berbanding lurus dengan komposisi perempuan yang kemudian duduk sebagai wakil rakyat.
"Namun hal tersebut tidak mengurangi semangat politisi perempuan untuk ikut bertarung, termasuk para politisi perempuan di Bali," kata Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai NasDem Provinsi Bali, Luh Putu Nopi Seri Jayanti, SH, di Denpasar, Kamis (31/5).
Menurut dia, politisi perempuan terus berbenah menghadapi kerasnya pertarungan. Politisi perempuan juga diakuinya akan memaksimalkan segala kemampuannya dalam perebutan kursi legislatif, dan tidak sekedar sebagai pelengkap kuota pencalonan.
"Kita sudah melewati beberapa kali Pemilihan Legislatif. Dari proses tersebut, telah lahir politisi-politisi perempuan yang tangguh. Saya yakin, tahun 2019 nanti Caleg perempuan tidak hanya menjadi pelengkap kuota saja," tegas Nopi.
Politikus muda kelahiran Singaraja ini menambahkan, khusus untuk Bali, rekam jejak kepemimpinan perempuan dalam pertarungan politik cukup jelas. Hal ini bisa terlihat dari 9 kabupaten/kota di Bali, dua di antaranya dipimpin perempuan, masing-masing Kabupaten Karangasem dan Tabanan.
Adapun di DPRD Provinsi Bali hasil Pileg 2014, ada lima politisi perempuan di dalamnya. Begitu pula di DPRD Kabupaten/ Kota, walau jumlahnya tidak signifikan.
Bagi Nopi, fakta ini menunjukkan bahwa semangat tarung politisi perempuan di Bali tidak diragukan lagi. Apalagi politisi perempuan sesungguhnya banyak diberikan ruang untuk memainkan peran di Pulau Dewata itu.
"Kalau di Bali, saya melihat ada kepercayaan lebih kepada politisi perempuan," tutur Nopi, yang berprofesi sebagai advokat ini.
Meski begitu, model video klip Lagu "Om Swastyastu" ini tetap mendorong agar dalam konteks Pileg, perempuan memang perlu perjuangan lebih serius. Pasalnya, lawan yang dihadapi cukup banyak dan tangguh, baik dari internal maupun eksternal partai yang mengusung.
"Berbekal rasa 'kasihan' saja tidak cukup. Perempuan harus bekerja lebih serius supaya bisa memenangkan kerasnya pertarungan," tandas Nopi.
Agar bisa menang, imbuhnya, tentu butuh kesiapan kualitas diri, kemampuan mengorganisir kekuatan dan kerja-kerja politik yang nyata. "Kalau sudah punya itu, maka majunya politisi perempuan tidak sekedar untuk pemenuhan kuota, apalagi sekedar meramaikan panggung politik," pungkas Nopi.