BALI TRIBUNE - Melemahnya sektor properti membuat masyarakat beralih melakukan investasi emas. Sejak memasuki tahun 2017 investasi emas memang sangat diminati masyarakat. Selain itu investasi bodong juga sangat berpengaruh terhadap tingginya minat masyarakat di bidang emas. Demikian diakui Humas PT Pegadaian (Persero) Kanwil VII Denpasar, Made Mariawan di Denpasar kemarin.
"Kalau investasi emas wujud fisiknya ada. Bahkan ketika harga tinggi langsung bisa menjual dengan cepat," cetusnya.
Saat ini dikatakan Mariawan, untuk investasi, masyarakat cenderung tertarik membeli emas PT Untung Bersama Sejahtera (UBS). Namun sebelumnya yang diminati masyarakat adalah emas PT Aneka Tambang (Antam). Terjadinya pergeseran tersebut menurutnya ditengarai kekosongan stok emas Antam selama dua bulan. Sehingga untuk memenuhi kekosongan itu, PT Pegadaian (Persero) Kanwil VII Denpasar menjalin kerjasama dengan pihak UBS untuk memenuhi permintaan pasar.
"Sebagai langkah alternatif inilah kami beralih ke UBS, karena permintaan pasar atas investasi emas cukup besar," ucap Mariawan.
Disebutkannya, permintaan emas UBS lebih tinggi dari Antam. Terbukti dalam seminggu pemesanan emas UBS mencapai 540 keping sedangkan Antam hanya 484 keping. Terkait harga emas UBS pada 27 Juli 2017 mencapai RpĀ 595.000/gram, sedangkan untuk harga pembelian tunai di Galeri24 mencapai Rp 609.875 karena sudah termasuk margin penjualan sebanyak 2,5 persen.
Sedangkan harga emas Antam mencapai Rp 599.000/gram, sedangkan untuk pembelian di Galeri24 Rp 613.975 dengan margin yang sama. "Antara emas Antam dan UBS kalau dilihat dari kualitas sama. Pembedanya hanya sertifikat, UBS masih SNI sedangkan Antam internasional," terangnya.