Puting Beliung Terjang Jembrana, Atap Rumah Warga Rontok | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 28 Juni 2024
Diposting : 5 April 2019 20:55
Putu Agus Mahendra - Bali Tribune
Bali Tribune/Salah satu rumah warga di Lingkungan Samblong, Kelurahan Sangkaragung yang rusak.

Balitribune.co.id | Negara - Cuaca ekstrim yang terjadi belakangan ini kembali menyebabkan kerusakan infrastruktur. Teranyar, hujan deras disertai angin kencang kembali terjadi Kamis (4/4) malam. Bahkan angin puting beliung yang terjadi di saat hujan deras tersebut di wilayah Lingkungan  Samblong, Kelurahan Sangkaragung, Kecamatan Jembrana menyebabkan kerusakan bangunan sekolah serta permukiman warga.

Tiupan angin puting beliung di wilayah pesisir ini mengakibatkan kerusakkan sejumlah bangunan. Seperti yang terjadi pada bangunan gedung SD  Negeri 2 Sangkaragung. Bagian atap bangunan gedung ruang belajar di sekolah yang berbatasan dengan areal persawahan tersebut hancur. Dari pengamatan, di SD Negeri 2 Sangkaragung Jumat (5/4) tampak atap bangunan sekolah yakni ruang belajar kelas V dan VI kondisinya hancur diterjang angin. Bahkan plafon ruang kelas tersebut juga jebol akibat genteng yang berterbangan.

Akibatnya sejumlah dokumen pembelajaran termasuk buku-buku serta peralatan sekolah dalam kelas tersebut basah dan ruangan kelas kebanjiran. Siswa kelas V dan VI yang tidak bisa belajar karena ruangannya rusak dan tergenang tampak membersihkan ruangan kelas dan menjemur perlengkapan belajar mengajar di halaman sekolah.

Salah seorang guru, Gusti Ayu Parwati mengatakan kejadian tersebut sudah dilaporkan ke Dinas Dikpora Jembrana. "Kepala sekolah kami sudah ke Diknas untuk melaporkan musibah ini," katanya.

Selain merusak bangunan sekolah bangunan sekolah, rumah warga dilaporkan mengalami kerusakan akibat angin puting beliung. Sedikitnya tiga bangunan rumah bagian atapnya rontok diterjang angin. Tiga rumah warga yang atapnya hancur tersebut masing-masing milik Nyoman Nirko,  Nyoman Simer dan I Ketut  Maharadiasa. I Nyoman Nirko saat kejadian baru selesai makan makan malam bersama istrinya, Ketut Suati setelah datang dari sawah. Namun tiba-tiba berhembus angin kencang bersamaan dengan turunnya hujan deras.

"Jam 19.00 Wita saya baru pulang dari sawah. Saat saya makan dan duduk-duduk, tiba-tiba ada angin kencang seperti berputar diatas rumah. Genteng  berjatuhan. Kami lari keluar rumah dan akibat kejadian itu semua atap rumah saya jebol dan semua basah," ungkapnya sambil membersihkan puing-puing reruntuhan atap rumah yang baru selesai dibangun 2017 lalu. Kini keluarga petani ini berharap ada bantuan dari pemerintah, "Kami tidak tahu bagaimana caranya memperbaiki. Semoga saja ada bantuan," harapnya.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Jembrana, I Ketut Eko Susila saat dikonfirmasi melalui ponselnya mengatakan selain kerusakan infrastruktur akibat terjangan angin putting beliung tersebut, cuaca buruk yang terjadi hingga Jumat siang juga menyebabkan sejumlah wilayah kembali tergenang, “Di Kecamatan Pekutatan, wilayah di Gumbrih dan Panghyangan terjadi banjir karena air sungai meluap dan air laut pasang. Di Kecamatan Mendoyo air meluap dijalan nasional Denpasar-Gilimanuk di Banjar Tembles, tapi semuanya sudah kita tangani” tandasnya.