RSU Negara Krisis Oksigen, Kamar Jenasah Overload | Bali Tribune
Diposting : 20 July 2021 23:57
PAM - Bali Tribune
Bali Tribune/ KRISIS OKSIGEN - Kini RSU Negara mengalami krisis oksigen. Oksigen liquid sejak akhir pecan lalu sudah kosong dan oksigen tabung kini mengalami kelangkaan.
balitribune.co.id | Negara -  Bertambahnya kasus covid-19 di Jembrana kini juga diperparah dengan krisis oksigen. Pasokan oksigen di RSU Negara kini sudah sangat terbatas. Bahkan pasokan oksigen liquid kini sudah kosong. Jumlah kasus kematian yang bertambah juga menyebabkan kamar jenasah kini overload.
 
Kendati telah diterapkannya PPKM Darurat sejak Sabtu (3/7) lalu, namun kasus covid-19 kini terus mengalami penambahan. Kondisi ini diperparah dengan minimnya pasokan oksigen di RSU Negara. Plt Direktur RSU Negara, dr Ni Putu Eka Indrawati mengatakan kondisi riil terkini yang dihadapi RSU Negara adalah krisis oksigen. Namun pihaknya mengaku terus mengupayakan adanya stok oksigen, baik dari wilayah lain seperi Tabanan dan Banyuwangi maupun dengan meminjam di rumah sakit lainnya.
 
Kondisi ini kini juga menurutnya diperparah dengan libur hari raya Idul Adha. Hingga Selasa kemarin oksigen liquid sudah kosong sejak akhir pecan lalu. Sedangkan sisa stok oksigen hanya lima belas tabung besar, “liquid sudah kosong, jadi oksigen-oksigen yang tabung besar yang didapat di Banyuwangi sebanyak 34 tabung kita masukan di sentral-sentral. Satu sentral harus enam tabung oksigen. Jadi semua masuk kesana. Dua sampai tiga jam sudah habis. Kami mau stok lagi ambik yang di luar,” uangkapnya.
 
Kondisi kelangkaan oksigen ini diakuinya terjadi sejak akhir pecan lalu., “ini tidak normal karena pasokannya minim dan kebutuhan meningkat,” ujarnya. Menurutnya saat ini cenderung pasien covid-19 memang saturasi oksigennya rendah sehingga membutuhkan tekanan oksigen yang tinggi, selain juga pasien lain diluar pasien covid-19, “biasanya kita dua ton sampai tiga hari. Sekarang satu hari satu ton sudah habis. Normal bisanya kebutuhan 783 m3, kurang dari satu ton. Sekarang satu ton hanya 20 jam,” jelasnya.
 
Sedangkan dikatakannya oksigen tabung besar pada situasi normal 15 tabung perharinya sebagai cadangan dan tujuh oksigen kecil untuk ambulans dan transport antar ruangan, “kalau liquidnya saja tercukupi, okisgen besar dan kecil tidak bermasalah,” jelasnya. Dampaknya menurutnya tidakan elektif seperti operasi belum bisa dikerjakan, “ada himbauan dari provinsi, tindakan non emergency ditunda. Kalau tabung besar fokus di ruang ICU dan ruang isolasi. Di ruangan lain kami pakai tabung kecil,” paparnya. 
 
Saat ini kapasitas ruang isolasi sudah terisi 60 persen dari kapasitas yang tersedia. Sedangkan kapasitas 4 bed di ICU sudah full dan pasien memerlukan oksigen tekanan tinggi sehingga ada beberapa pasien gagal nafas yang dirawat di ruang isolasi. “kami juga butuh oksigen tekanan tinggi di UGD dan ruang operasi,” ujarnya. Begitupula ia mengakui kapasitas ruang jenasah juga sudah overload, “sebenarnya kulkasnya empat, kpasitas sampai delapan, kemarin sampai 12, belum yang masih di UGD dan ruangan,” jelasnya.
 
Kondisi ini juga menurutnya dampak dari titipan jenasah yang prosesi kremasinya menunggu hari baik (dewasa ayu). Bupati Jembrana, I Nengah Tamba juga mengakui terjadi persoalan kamar jenasah penuh dan krisis oksigen. “Artinya kalau kita semua tidak patuh dan disiplin menerpakan protokol kesehatan, persoalan ini akan tidak bisa terselesaikan. Teman-teman tenaga kesehatan juga punya batas kemampuan. Kita tidak ada yang kebal. Dari 23 yang meninggal dari Juni, 22 juga belum divaksin,” tandasnya.