Diposting : 14 December 2020 03:11
Nyoman Astana - Bali Tribune
Balitribune.co.id | Gianyar - Di tengah Pandemi Covid-19, yang belum juga menunjukkan tanda akhirnya, para fotografer professional pun masih tetap berkarya. Namun, mereka harus mengubah cara bekerja. Job hotel dan akomodasi wisata pun kini diambil sembarai menghidupkan kembali industri pariwisata lokal yang terkoyak.
Adalah I Made Dwija Putra (32), fotografer asal Banjar Getas Kawan, Buruan, Blahbatuh yang sudah melintangi dunia dalam sepuluh tahun terakhir ini. Dia tak menampik, jika wabah Pandemi ini sangat berdampak dengan pekerjaanya. Karena pesanan yang diterimanya di negara-negara barat kini tertunda. “ Saya sudah 10 tahun menjadi photographer di luar Bali (USA, Dubai Red). Kini saya pulang kampung, karena bookingan banyak ditunda hingga tahun 2021jelasnya, “ ungkapnya Minggu (13/12).
Namun, seorang fotofrager professional, dirinya tidak mau menyerah begitu saja. Beberapa job alternatif pun dilakoninya , sembari tetap berkomunikasi dengan calon pelanggan. Diakuinya, sebelum pandemi ia mengabil job pada hotel-hotel dan resort ternama di duani. Selain itu ada juga pada wedding. “Sementara di saat Pandemi ini, saya bantu pemilik hotel ataupun villa di Bali untuk promosi. " Saya buka pasar ini sembari membantu dengan pengusaha lokal. Ini sangat membantu disaat pengusaha ini hanya bisa berharap pada wisatawan orang-orang lokal," tandasnya.
Sehingga semasa Pandemi ini, Dwija yang berpengalaman di Wedding, Portrait dan Family Photography inipun lebih mengutamakan saling bantu. Sehingga secara tidak langsung ia mengaku akan memiliki relasi baru ataupun kenalan baru ketika ada job bisa saling koordinasi. Bahkan saat ini ia mengaku memilik passion lebih di Photo, Video Hotel, Villa, Resort, Food atau Hospitality. "Biasanya sekarang lebih mengambil gambar maupun vidio yang berkaitan dengan protokol kesehatan di hotel maupun restoran tersebut. Mulai dari wajib menggunakan masker, wajib mencuci tangan, dan wajib menjaga jarak. Meski kelihatan sederhana namun untuk membuat hasil yang bagus dan tertarik dilihat hingga diterapkan perlu pengambilan yang tepat," ujarnya.
Tambahnya, bahwa foto ataupun video memiliki kekuatan visual storytelling, atau mampu bercerita dan menjelaskan banyak hal melalui konten foto/ video. Sehingga akan lebih mudah untuk memperkenalkan tempat dan produk wisata dan menarik ke masyarakat. Terlebih fenomena yang terjadi sekarang adalah banyak tempat wisata baru yang belum banyak dikunjungi justru menjadi terkenal ketika fotonya ditampilkan di media sosial. Atau mencari informasi mengenai tempat wisata yang aman dikunjungi saat pandemi melalui berbagai foto di media sosial. “Ini merupakan kolaborasi Sinergis,” pungkasnya.