BALI TRIBUNE - Pergerakan penumpang di Bandar Udara Ngurah Rai selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) dari 18 Desember 2017 hingga 8 Januari 2018 tercatat 1,25 Juta penumpang. Pada momen libur Nataru tahun ini terjadi penurunan jumlah penumpang sebesar 3,8 persen dari tahun sebelumnya. Yaitu sebanyak 695 ribu penumpang domestik dan 558 ribu internasional.
Terjadinya penurunan penumpang selama Posko Nataru dibandingkan dengan tahun sebelumnya, berbanding terbalik dengan peningkatan jumlah pergerakan pesawat yang naik mencapai 8,8 persen atau berjumlah 9.090 pesawat dengan realisasi 254 extra flight dari 546 permohonan sejak 18 Desember 2017 sampai dengan penutupan posko.
Selama 22 hari pelaksanaan posko Nataru, puncak kepadatan penumpang terjadi pada tanggal 2 Januari 2018 dengan kenaikan 11 persen dengan jumlah 64 ribu penumpang dibandingkan dengan rata-rata harian yang mencapai 57 ribu penumpang. Hal itu dikatakan Kabag TU Otoritas Bandara (Otban) Wilayah IV Bali dan Nusa Tenggara, Alex Rita, Selasa (9/1).
Usai apel penutupan Posko Nataru di area Terminal Domestik Bandara I Gusti Ngurah Rai, Alex mengatakan, meski terjadi penurunan kunjungan wisatawan namun Bali masih menjadi destinasi untuk dikunjungi bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Hal ini, kata dia, diengaruhi faktor psikologis wisatawan terkait peningkatan aktivitas Gunung Agung.
“Terutama internasional, masih banyak pesawat yang cancel. Mereka masih tetap ragu mengenai kondisi Gunung Agung. Sekalipun kita segala upaya sudah menyatakan kepada seluruh dunia bahwa Bali masih tetap aman untuk dikunjungi,” terang Alex. Hal lainnya, penambahan frekuensi penerbangan selama periode Nataru menyebabkan sejumlah penerbangan mengalami delay.
Sepanjang tahun 2017, terjadi peningkatan yang siginifikan terhadap pergerakan penumpang hingga menembus angka 20 juta, di mana tahun sebelumnya mencapai 19,9 Juta. Tidak hanya pergerakan penumpang, terjadi peningkatan sebesar 5,3 persen pada jumlah pergerakan pesawat di tahun 2017, yaitu sebanyak 146 ribu dari sebelumnya 139 ribu pada tahun 2016.
“Kenaikan sebesar 5,3 persen terhadap jumlah pergerakan penumpang selama Tahun 2017 yang mencapai 21 juta penumpang dengan proporsi internasional 52 persen dengan jumlah penumpang 10,9 juta dan Domestik 48 persen dengan jumlah penumpang 10,1 juta,” ungkap Communication & Legal Section Head Bandara I Gusti Ngurah Rai, Arie Ahsanurrohim.
Pihaknya mengungkapkan jika periode Januari sampai Oktober 2017, sebelum ada sentimen negatif Gunung Agung pergerakan penumpang rata-rata per bulannya mengalami pertumbuhan 7 sampai 8 persen dibandingkan 2016 lalu. “ Oktober sampai dengan Desember pengaruh sentimen negatif Gunung Agung mulai terasa sehingga tumbuhnya mulai turun 5,3 persen,” sebut Arie.
Disebutkannya pergerakan penumpang per hari dalam kondisi normal sekitar 58-59 ribu penumpang. Arie mengatakan berdasarkan data rekapitulasi dari awal hingga akhir 2017 didominasi oleh internasional terutama dari Tiongkok (China). Namun sampai dengan 21 Desember 2017 kedatangan internasional yang mulai mendominasi adalah Australia, India dan Malaysia.
“Tahun 2018 ini prediksi pergerakan penumpang di angka 21 juta cuma komanya yang berbeda. Karena Bandara Ngurah Rai kapasitasnya hampir 90 persen left of capacity karena Bali kapasitasnya 22 juta. Makanya ketika kita sudah mencapai angka 21 juta pengembangan Bandara Bali sudah harus mulai dikebut terutama perluasan apron dan terminal,” jelasnya.