Semangat Sambut PTM, Siswa Berkebutuhan Khusus Ikuti Vaksinasi Covid-19 | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 5 October 2021 06:45
AGS - Bali Tribune
Bali Tribune/ ANTUSIAS - Anak-anak sangat antusias kembali ke sekolah menyusul dimulainya kembali Pembelajaran Tatap Muka.

balitribune.co.id | Amlapura - Setelah hampir dua tahun melaksanakan pembelajaran secara daring atau online, 52 ribu lebih siswa di seluruh sekolah di Kabupaten Karangasem akhirnya bisa kembali menginjakkan kakinya di lingkungan sekolah guna mengenyam pendidikan langsung dari para guru mereka di bangku sekolah.

Mulai Senin (4/10/2021) Pemerintah resmi membuka kembali Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di seluruh sekolah yang memenuhi persyaratan dan dilaksanakan secara terbatas. Beberapa hari jelang pelaksanaan PTM ini para orangtua siswa disibukkan dengan menyiapkan pakaian seragam sekolah, karena setelah dua tahun tidak berangkat ke sekolah, pakaian seragam para siswa rata-rata sudah kecil alias tidak cukup lagi dikenakan.

Antusias dan semangat para siswa menyambut PTM tidak hanya dirasakan oleh para siswa sekolah umum, puluhan siswa berkebutuhan khusus di SLB Negeri 1 Karangasem, juga merasa senang akhirnya mereka kembali bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah mereka. Memang untuk siswa berkebutuhan khusus di SLB Karangasem tersebut belum mulai melaksanakan kegiatan PTM, namun PTM akan dilaksanakan segera dalam waktu dekat.

Berkaitan dengan PTM, puluhan siswa berkebutuhan khusus dari seluruh ketunaan yakni Tuna Rungu, Tuna Grahita, Tuna Daksa dan Penderita Autis, yang ada di SLB Karangasem, Senin (4/10/2021) pagi, mengikuti Vaksinasi Covid-19 di Puskesmas Karangasem. Ini dilaksanakan karena menjadi salah satu syarat untuk dilaksanakannya PTM. “Vaksin, vaksin, suka sekolah lagi SLB,” ucap I Nengah Budiartha salah satu siswa Tuna Grahita, SLB Negeri 1 Karangasem, usai mendapatkan suntikan Vaksin Covid-19 di Puskesmas Karangasem.

Dian Ismadatulaely, Guru SLB Negeri 1 Karangasem saat mengantar siswanya untuk Vaksinasi, mengatakan jika siswa didiknya sangat senang akhirnya bisa segera kembali ke sekolah. “Ya Vaksinasi Covid-19 sebagai persiapan untuk pelaksanaan PTM. Siswa didik kami sangat senang akhirnya bisa kembali ke sekolah, begitu juga orang tua siswa sudah sering nanya, kapan PTM,” ujar Dian.

PTM bagi siswa berkebutuhan khusus sangat penting untuk perkembangan mental dan psikologis anak. “Karena mereka kan anak berkebutuhan khusus, jadi diperlukan penanganan secara khusus. Kalau belajar dirumah mungkin orang tua siswa agak kesulitan, karena memang membutuhkan penanganan dan cara pembelajaran khusus,” sebutnya.

Terkait dengan pelaksanaan PTM ini, Kadis Pendidikan Karangasem I Nyoman Sutisna menyebutkan, jumlah sekolah yang melaksanakan PTM secara terbatas masing-masing tingkat SD sebanyak 362 sekolah, tingkat SMP sebanyak 51 sekolah dan tingkat SMA/SMK sebanyak 34 sekolah. PTM tersebut juga dilakukan setelah melihat peningkatan data Vaksinasi-Covid-19 terhadap siswa yang sudah hampir tuntas, yakni siswa SD Kelas VI dari jumlah total siswa sebanyak 7.586 yang sudah tervaksin sebanyak 1.185 orang, siswa SMP dari total siswa sebanyak 21.093 yang sudah tervaksin sebanyak 18.814 orang, SMA dari total sebanyak 10.578 orang siswa, yang telah tervaksin sebanyak 9.945 orang, dan SMK dari total sebanyak 12.862 orang siswa, yang telah tervaksin sebanyak 12.663 orang.

Acuan sekolah agar bisa melaksanakan PTM terbatas adalah dengan memenuhi semua persyaratan yang telah tertuang dalam Daftar Isian Dapodik yaitu ketersediaan sarana sanitasi dan kebersihan yang meliputi, toilet bersih, sarana cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau (hand sanitizer), Thermogun (pengukur suhu tubuh, Ruang UKS dan disinfektan.

Sedangkan pemetaan warga satuan pendidikan yang tidak boleh melakukan kegiatan PTM di satuan pendidikan yakni, data warga satuan pendidikan yang memiliki kondisi medis comorbid yang tidak terkontrol, data warga satuan pendidikan tidak memiliki akses transportasi yang memungkinkan penerapan jaga jarak, data warga satuan pendidikan yang memiliki riwayat perjalanan dari Zona Kuning, Oranye dan Zona Merah, serta belum menyelesaikan isolasi mandiri selama 14 hari dan data warga satuan pendidikan yang memiliki riwayat kontak dengan orang terkonfirmasi positif Covid-19 dan belum menyelesaikan isolasi mandiri selama 14 hari.