Diposting : 25 February 2020 19:22
Khairil Anwar - Bali Tribune
balitribune.co.id | Singaraja - Direktur Kampus Singaraja Hotel School (SHS), Made Sukamaji, mengaku tidak tahu menahu lembaganya dibawa-bawa oleh I Gede Doni Wiantana, putra dari I Kadek Yusadana (50) warga Banjar Dinas Padma Kencana, Desa Telaga,Kecamatan Busungbiu pasca menghilang setelah pamit untuk bekerja di kapal pesiar.
Made Sukamaji menyatakan, Doni Wiantana tidak tercatat dilembaganya karena memang tidak pernah mendaftarkan diri. Hanya saja, Sukamaji membenarkan jika Komang Adi Setiadi alias Fredy pernah datang untuk menanyakan lowongan kerja ke Turky yang katanya untuk istrinya.
Tak hanya itu, Fredy juga sempat menitipkan ijazah yang diakui sebagai keponakan dia akan mendaftar di SHS. "Setelah itu dia tidak ada kabar hingga polisi datang dan menanyakan soal Fredy dan Doni," kata Suakamaji, Selasa (25/2).
Sukamaji membenarkan, Fredy adalah alumnus di SHS namun tindak tanduknya tak ada hubungan dengan lembaga dimana dia pernah belajar. Sedangkan soal ijazah atas nama Doni Wiantana, kata Sukamaji, telah diambil polisi beberapa saat setelah orang tua Doni, Yusadana, menelpon menanyakan keberadaan Doni.
"Ijazah yang dititipkan Fredy setelah saya cek adalah ijazah asli SMP dan fotocopy ijazah SMA milik Doni dan semua sudah diambil polisi," ujarnya.
Direktur SHS itu merasa prihatin dengan kasus yang menimpa Kadek Yusadana karena setelah 20 tahun mendirikan lembaga pendidikan baru kali ini ada modus seperti ini.
"Karena itulah kami sangat berhati-hati dan selektif mengelola lembaga ini," tandasnya.
Sebelumnya, polisi masih terus melakukan upaya pencarian atas menghilangnya dua orang pasca Kadek Yusadana secara bertahap menyerahkan uang dengan total Rp 250 juta. Uang tersebut diserahkan kepada Fredy warga Desa Lokapaksa, Kecamatan Seririt, agar anaknya, Doni bisa bekerja di kapal pesiar. Sayangnya,Yusadana kehilangan kontak terhadap keduanya sehingga melaporkan kasus itu ke Polsek Seririt.