BALI TRIBUNE - Masih ada sekolah yang kondisinya memprihatinkan, seperti dua sekolah yang menjadi temuan Komisi A DPRD Kabupaten Jembrana saat sidak di Kecamatan Mendoyo, Selasa (13/2). Dipimpin Ketut Sadwi Darmawan, bersama anggota Made Artini, Komang Adiyasa dan Siti Ulfa, Komisi A mendatangi dua sekolah yakni SD Negeri 7 Yehembang, di Banjar Beler Bale Agung, Desa Yehembang dan SD Negeri 2 Tegalcangkring, Lingkungan Bilukpoh, Keluarahan Tegalcangkring.
Rombongan anggota dewan saat sidak tersebut menemukan kondisi bangunan di kedua sekolah bangunannya sudah tidak layak digunakan untuk tempat belajar mengajar.Sejumlah lokal bangunan dikedua sekolah tersebut bagian atapnya jebol akibat rangka atap baja ringannya telah keropos. Kepala SD Negeri 7 Yehembang, Gusti Ayu Nilawati yang menerima kehadiran anggota dewan bersama sejumlah guru mengatakan bangunan yang jebol tersebut dibangun tahun 2008. Menurutnya kondisi kontruksi atap bangunannya mulai jebol sejak setahun lalu.
Pada lokal bangunan yang jebol tersebut sebelumnya digunakan sebagai ruang untuk proses belajar mengajar bagi kelas V dan kelas VI. Namun karena kondisi bangunan yang rawan jebol itu sudah tidak layak digunakan sebagai kelas serta membahayakan, sehingga ruangan kelas dipindahkan dan siswa terpaksa harus belajar secara darurat menggunakan ruang UKS.
Begitupula saat sidak di SD Negeri 2 Tegalcangkring yang merupakan sekolah inti, dewan menemukan bangunan gedung sekolah yang kondisinya sudah jebol. Lokal bangunan yang kondisinya memprihatinkan ini merupakan ruang Kepala Sekolah serta ruang belajar kelas IV dan V. Kepala SD Negeri 2 Tegalcangking, Gusti Ngurah Suardana mengatakan atap bangunan tersebut jebol pada Desember 2017 lalu. Pihak sekolah menurutnya juga sudah mengajukan proposal perbaikan sekolah.
Dewan menyayangkan masih lemahnya komitmen untuk memajukan pendidikan di Jembrana. Sekeretaris Komisi A DPRD Kabupaten Jembrana, I Ketut Sadwi Darmawan didampingi anggota komisi A lainnya mengatakan selama ini Pemkab Jembrana menyatakan komit untuk meningkatkan mutu pendidikan. "Namun kenyataannya masih ada gedung sekolah yang rusak dan jebol. Bahkan sudah ada usulan belum ditangani. Ini perlu pemikiran dimana yang salah. Dinas terkait harusnya sigap dan jangan menuggu. Lakukan jemput bola dan semua harus terlibat. Pembangunan harus dilakukan dengan kebersamaan," papar politisi Gerindra ini.
Menurutnya penggunaan kap baja ringan pada kontruksi atap bangunan ke depannya perlu dikaji karena untuk pembangunan atap gedung justru sangat mudah keropos. Selain itu rekanan juga dinilai mengabaikan retensi dan garansi. Sehingga masalah ini katanya ke depan perlu mendapat perhatian. Kondisi bangunan yang tidak layak digunakan serta membahayakan keselamatan siswa dan guru dikatakan sangat menggangu proses belajar mengajar.