Balitribune.co.id | Denpasar - Partai Gerindra menemukan kejanggalan kenaikan suara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang fantastis dalam perhitungan akhir suara untuk memperebutkan kursi DPR RI. Pasalnya, ada lompatan data perolehan suara PDIP dari tiga kecamatan, sebagaimana dirilis KPU Provinsi Bali. Bagi Partai Gerindra, lompatan suara tersebut tidak masuk akal.
Hal ini disampaikan Sekretaris Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) DPD Partai Gerindra Provinsi Bali, Fabian Andrianto Cornelis, di Denpasar Minggu (05/05/2019). Menurutnya, data yang dirilis dan di-posting di media sosial KPU Bali, Jumat (03/05/2019), perolehan suara PDIP di Bali sebesar 1.013.539. Itu merupakan hasil rekapitulasi suara di 53 dari total 57 kecamatan di seluruh Bali.
Menariknya sehari berselang, Sabtu (04/05/2019), KPU Bali kembali meliris dan mem-posting hasil rekapitulasi dari 56 kecamatan di Bali atau bertambah tiga kecamatan dari sebelumnya. Dari 56 kecamatan, perolehan suara PDIP menjadi 1.232.291 suara. Dengan demikian, suara PDIP bertambah 218.752 atau rata-rata 72.917 per kecamatan tambahan. Bagi Fabian, kenaikan ini cukup janggal.
“Coba kita cek saja, mana ada kecamatan dia (PDIP, red) dapat lebih dari 70 ribu. Kan tidak ada. Kalau begitu darimana sumbernya tiga kecamatan bisa dapat lebih dari 200 ribu?” tanya Fabian. Ia menambahkan, rata-rata jumlah pemilih di tiap kecamatan di Bali, selain Kota Denpasar, sekitar 70 ribu. Karena itu, bila ada kecamatan di mana satu partai meraih di atas 70 ribu, tentu sebuah kejanggalan.
Kalaupun jumlah pemilih lebih dari 70 ribu di satu kecamatan – dari catatan Partai Gerindra – tidak ada kecamatan di mana PDIP unggul seratus persen. Demikian pula dengan partisipasi pemilih di tiap kecamatan atau partai lain sama sekali tidak mendapat suara. “Kan tidak mungkin satu kecamatan partisipasi pemilihnya seratus persen atau partai lain sama sekali tidak dapat suara,” tandas Fabian.
Karena itu, Partai Gerindra meminta KPU agar transparans kepada publik untuk membuka nama-nama kecamatan sumber dari penambahan 218.752 suara PDIP tersebut. “Kita transparan saja, tiga kecamatan itu apa saja sampai pertambahannya melebihi rata-rata jumlah DPT. Kalau benar perolehannya demikian, kami terima. Jika tidak, tentu ada ‘sesuatu’ di sana,” pungkas Fabian. (*)