Denpasar, Bali Tribune
Berdasarkan evaluasi transaksi pada ajang Sanur Village Festival (SVF) ke-11 tahun 2016 yang berlangsung selama 5 hari 24-28 Agustus ini lebih baik dari tahun sebelumnya. Pihak penyelenggara mencatat, transaksi tahun ini mengalami peningkatan 10 persen dari SVF 2015 lalu. Peningkatan transaksi tersebut dikarenakan jumlah pengunjung yang melonjak menjadi 100.000 orang dari sebanyak 80.000 orang pada SVF tahun lalu.
Koordinator Umum SVF 2016, Ida Bagus Wisnu Diwangkara mengungkapkan, kunjungan tertinggi terjadi pada saat akhir pekan atau Sabtu (27/8) malam saat pentas penyanyi Sandhy Sondoro dan Minggu malam bertepatan Glen Fredly manggung.
“Kunjungan bukan hanya pada malam hari, tetapi juga sejak pagi, siang, hingga sore hari dan tersebar di berbagai tempat acara berlangsung. Festival kali ini merupakan puncak keramaian sepanjang perjalanan 11 tahun ini,” jelas Gus Wisnu di Sanur, Denpasar, Senin (29/8)
Menurutnya, festival tahunan ini mendapat sambutan antusias masyarakat luas yang berduyun-duyun menuju lokasi di Lapangan Maisonette Inna Grand Bali Beach Sanur. Tidak hanya itu, beberapa lokasi lain rangkaian kegiatan SVF seperti festival layang-layang, kompetisi jukung, beach games, tenis, golf, marathon, parade budaya hingga lomba burung berkicau diramaikan oleh pengunjung. "Tahun lalu, festival dikunjungi sekitar 80.000 orang dan tahun ini melonjak sekitar 100.000 pengunjung," sebutnya.
Terkait transaksi dikatakan Gus Wisnu mengalami peningkatan sekitar 10 persen atau naik dari tahun lalu yang senilai Rp15 miliar menjadi sekitar Rp16,5 miliar. Transaksi terbesar kata dia yaitu di stan food bazar atau kuliner yang tahun ini diikuti 55 stan dari hotel, kafe, dan restoran di wilayah Sanur dan sekitarnya. "Dari tahun ke tahun warga ingin kembali merasakan pengalaman berkesan menikmati kuliner sambil menikmati sajian hiburan di panggung utama festival," ucap Gus Wisnu.
Transkasi lainnya diungkapkannya terjadi di 25 stan bazar SVF dan 50 stan peserta Sanur Kreatif Expo. Kepesertaan 75 stan yang berasal dari Bali dan wilayah Indonesia tersebut menawarkan berbagai produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) seperti pernak-pernik fashion, aksesoris, bunga, tanaman buah, dan berbagai keperluan lain. “Sejak awal SVF memang merangkul UMKM yang memiliki kekuatan mendorong perekonomian rakyat,” imbuhnya.
Sementara itu Ketua Yayasan Pembangunan Sanur (YPS) sekaligus Ketua Umum SVF 2016, Ida Bagus Gde Sidharta Putra (Gusde) mengatakan festival ini memberikan dampak positif, bukan hanya terhadap pariwisata Sanur, tetapi juga Bali secara menyeluruh.
Dia yang juga Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kota Denpasar dan Ketua PHRI Denpasar ini menilai konsistensi festival selama 11 tahun kian meningkatkan kepercayaan publik terhadap upaya Sanur melakukan kreasi dan inovasi mempertahankan warisan budaya dan potensi yang dimiliki.
Selama lima hari pelaksanaan festival dikatakan Gusde juga terjadi peningkatan wisatawan di kawasan Sanur, baik di restoran maupun hotel. Tingkat hunian kamar hotel (okupansi) naik dari hari-hari sebelumnya yang sekitar 80 persen menjadi kisaran 94-96 persen. "Banyak tamu yang tidak bisa mendapatkan kamar di Sanur beralih ke hotel di seputar Denpasar," cetusnya.
Pihaknya mengaku akan terus melakukan evaluasi terkait pelaksanaan SVF sehingga kedepannya akan berjalan lebih baik. “Memang, kami menonjolkan pelestarian warisan budaya dan lingkungan yang kita miliki dan upaya tersebut bermuara kepada peningkatan perekonomian dan kesejahteraan warga,” terangnya.