balitribune.co.id | Kuta - Desa penyangga Bandar Udara (Bandara) Internasional I Gusti Ngurah Rai memiliki peran penting dalam hal keamanan di luar bandara. Salah satunya adalah Desa Adat Kelan, Kecamatan Kuta, Badung yang menjadi salah satu desa penyangga bandara ini setiap hari melakukan patroli dalam menjaga keamanan pintu masuk wisatawan ke Pulau Bali.
Bendesa Adat Kelan, I Wayan Sukerena menyampaikan, pihaknya beserta seluruh warga turut mendukung dan membantu keamanan sisi selatan bandara untuk kenyamanan dan keamanan penerbangan. Kata dia yakni dengan melakukan patroli secara rutin setiap hari mulai pukul 7 malam dimulai dari sisi selatan bandara sampai ke wilayah desa adat hingga pukul 7 pagi.
"Kami siap bersinergi dengan Angkasa Pura. Sinergi pengamanan ini sudah berlangsung hampir 5 tahun lalu. Personil yang dikerahkan untuk melakukan patroli setiap hari 7 orang, diantaranya standby di pos 2 orang dan 5 personil yang keliling dengan kendaraan patroli," terangnya saat penyerahan mobil bantuan operasional dari CSR Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Desa Adat Kelan, Jumat (10/1).
Dikatakannya, saat ini desa adat setempat memiliki 3 mobil patroli. Warga pun mendukung keberadaan bandara ini karena sebagai pintu masuk para turis dari berbagai negara. "Sumber pintu pertama adalah bandara untuk mendatangkan wisatawan kami tetap akan mendukung bandara di Kelan Tuban ini," ucap Sukerena.
Tidak hanya keamanan dari sisi selatan bandara, warga Kelan pun kata dia mendukung pengembangan pembangunan untuk menambah fasilitas bandara selama masih berkontribusi dan bersahabat dengan alam. "Kami akan mendukung sesuai komitmen," cetusnya.
Menurut Sukerena, tambahan armada yang digunakan untuk pengamanan dari program CSR bandara yang terletak di Kuta, Badung tersebut sangat membantu petugas dalam melakukan patroli keamanan.
Sementara itu General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Herry A.Y. Sikado mengatakan melalui CSR, manajemen membantu desa penyangga dalam melakukan keamanan di luar bandara. "Desa-desa penyangga ini ikut terlibat dalam pengembangan bandara," ujarnya.
Menurut Herry, dengan perkembangan bandara ke depan, tingkat pesawat dan penumpang begitu tinggi, maka bandara semakin berkembang. "Kami pasti akan butuh tambahan personil yang kami ambil dari desa-desa penyangga. Kami merasa terbantu di sisi selatan karena pengamanan di luar bandara bisa dicover desa-desa penyangga ini. Inilah yang menjadi sinergitas antara bandara dengan desa-desa penyangga," terangnya.
Herry mengatakan, terkait penyerahan bantuan mobil operasional dari PT Angkasa Pura I (Persero) kepada Desa Adat Kelan ini merupakan CSR untuk tambahan armada patroli guna mendukung keamanan bandara. "Intinya sampai saat ini dari Desa Adat Kelan setiap hari melakukan patroli keamanan khususnya di sisi selatan bandara," imbuh Herry.
Dia menambahkan, di bandara saat ini rutin menggelar pentas seni setiap hari Selasa dan Jumat, dimana diharapkan dari desa-desa penyangga ini bisa berpartisipasi pada pentas seni tersebut. Hal itu sebagai bentuk kepedulian terhadap kesenian.
"Kami ingin Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai ini menjadi bandara terbaik baik dari sisi keamanan, kenyamanan dan pelayanannya," tutupnya.