balitribune.co.id | Amlapura - Sudah hampir dua bulan terakhir ini warga 13 Dusun di Desa Nongan, Kecamatan Rendang, Karangasem, mengalami kesulitan air bersih. Itu terjadi lantaran saluran pipa air PDAM yang mengalir ke rumah warga putus akibat tergaruk alat berat proyek Drainase yang sedang berlangsung di sepanjang jalan raya yang melintasi Nongan.
Perbekel Nongan, I Wayan Daging, kepada Bali Tribune, Rabu (15/12) membenarkan masalah kesulitan air bersih yang dialami oleh warganya tersebut. Dikatakannya, masalah tersebut sudah terjadi hampir dua bulan lamanya, sejak proyek Drainase tersebut mulai berlangsung. “Pipa air minum PDAM yang mengalir ke rumah warga kami banyak yang terputus, sehingga aliran air PDAM kerumah warga kami mati,” ungkapnya.
Disebutkannya dari 14 dusun atau Banjar Dinas yang ada di desanya itu, hampir 13 Dusun yang aliran air PDAM nya bermasalah atau mati akibat putusnya pipa air PDAM. Lamanya air PDAM mati membuat warganya resah dan mengalami krisis air bersih, warga pun terpaksa harus berjuang sendiri mencari air bersih di sungai dan beberapa sumber mata air yang ada, kendati harus berjalan lebih dari satu kilometer.
“Kami sudah meminta kepada pihak kontraktor agar menyambung kembali pipa PDAM yang putus, tapi ya begitu, sekarang disambung, hidup semalam besoknya air mati lagi dan sampai sekarang warga kami di 13 dusun mengalami kesulitan air bersih,” ucapnya. Masalah ini juga sebenarnya telah dilaporkan ke Pemkab Karangasem, dan beberapa waktu kata Wayan Daging, Sekda Karangasem, I Ketut Sedana Merta, bahkan turun langsung untuk mengecek dan mencarikan solusi.
Sementara itu, Plt. Kadis PUPR Karangasem, yang juga Dewan Pengawas (Dewas) Perumda Giri Tohlangkir (PDAM), I Nyoman Sutirtayasa, kepada Bali Tribune, Kamis (16/12) mengatakan selaku Plt. Kadis PU dan Dewas Perumda Giiri Tohlangkir, pihaknya sebenarnya sudah mencarikan solusi untuk menangani masalah tersebut.
Dijelaskannya, memang proyek Drainase di Rendang yakni Dari Desa Menanga hingga ke Desa Nongan, telah mengakibatkan pipa PDAM Perumda Giri Tohlangkir terputus akibat tergaruk alat berat. “Disinilah masalahnya, pihak kontraktor pelaksana tidak mau mengeluarkan pipa dan memperbaiki pipa PDAM yang putus. Pun demikian dari pihak PDAM Perumda Giri Tohlangkir juga kesulitan untuk pengadaan pipa, karena itu tidak dianggarkan. Nah kalau begini kan sulit? Ya sampai kapan pipa itu akan putus dan diperbaiki?” lontarnya.
“Saya sudah sampaikan sama pihak Perumda Giri Tohlangkir, sekarang berapa batang dibutuhkan pipa, lima batang atau enam batang, trus T dan L butuh berapa, dilakukan pengadaan saja! Gak usah takut sepanjang itu sesuai dengan kenyataannya. Kan kenyataannya ada pipa yang putus dan harus diperbaiki,” tandasnya. Yang terpenting kata dia, bagaimana masyarakat bisa terlayani dengan baik, dan kesulitan air bersih akibat putusnya pipa PDAM itu bisa segera teratasi.