Denpasar, Bali Tribune
Keta Umum Pengprov Taekwondo Indonesia (TI) Bali, AA Lan Ananda mengancam akan tidak mengirimkan atletnya ke prakualifikasi maupun Pekan Olahraga Nasional (PON) Remaja II/2017 Jawa Tengah. Ancaman itu muncul menyusul ada rencana Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi melalui Kepala Komonikasi Publik Gatot Subroto yang akan membatalkan event tersebut.
"Jika dalam satu minggu ke depan tidak ada kepastian dari KONI Pusat, PBTI ataupun Kemenpora, tentang PON Remaja, TI Bali tidak akan mengirimkan tim taekwondo Pra-PON," ucap Lan Ananda di Denpasar, Kamis (13/10).
Menurutnya akan buang-buang tenaga, biaya dan waktu mengirim atlet ke Pra-PON Remaja, jika gelarannya sendiri tidak pasti. Apalagi, sebut dia, atlet PON Remaja merupakan siswa sekolah tingkat lanjutan atas sehingga atlet remaja usia sekolah itu mengorbankan pendidikannya untuk hal yang belum pasti.
"Kita langsung saja tidak kirim taekwondo ke Pra-PON. Lihat saja satu minggu ke depan," tegas Lan Ananda sembari menuding Menpora Imam Nahrawai enak sekali menyatakan PON Remaja batal atau jadi sementara di daerah babak belur menyiapkan dana dan tenaga. Apalagi, berpengaruh pada psikologis anak-anak.
Bayangkan saja, kata dia, anak-anak SMA yang harus berlatih dari pagi sampai sore meninggalkan bangku sekolahnya, meninggalkan keluarganya demi mengikuti kejuaraan yang namanya PON, tau-taunya malah dibatalkan.
Apalagi kata dia, dari segi biaya per anak dalam waktu sebulan itu mencapai Rp10 juta. Kalau kirim 17 taekwondoi, itu biayanya berapa, jadi banyak juga. Belum lagi untuk Pra-PON Taekwondo di POPKI yang direncanakan bulan November nanti.
Lan Ananda mengatakan, terkait rencana Pra-PON cabor taekwondo November nanti, pihaknya sudah booking hotel, dan sudah membayar tanda jadi.
“Terus sekarang siapa yang ganti tanda jadinya, mendingan batal saja sekalian PON Remaja, sebab Pra-PON Remaja cabor taekwondo sudah ditetapkan bulan November di POPKI Jakarta sesuai surat PBTI tetapi itu sebelum ada berita pembatalan,” pungkasnya.