balitribune.co.id | Gianyar - ahun 2022 dan 2023, bantuan infrastruktur pertanian dari pemerintah pusat untuk Kabupaten Gianyar belum ada yang terealisasi. Demikian pula di tahun 2024 ini, belu. Juga ada tanda-tanda turunnya bantuan. Bahkan seperti sudah terblokir, hal ini mengakibatkan banyaknya saluran irigasi yang rusak.
Dari informasi yang diterima, Senin (1/7 ), sedikitnya 8 subak yang saluran irigasinya rusak, terus berharap bantuan bisa turun. "Ia benar, sampai saat ini dana dari pemerintah pusat belum turun, bahkan sepertinya permohonan yang kita ajukan sudah terblokir," jelas Pejabat Fungsional Sarana dan Infrastruktur Pertanian, Dinas Pertanian dan Peternakan Gianyar, Kadek Juliana.
Disebutkan, permohonan bantuan yang diajukan sudah sejak Tahun 2022 lalu, namun sampai saat ini permohonan tidak terealisasi. Yuliana juga menyebut permohonan yang diajukan sudah melewati proses verifikasi. Bahkan permohonan bantuan yang diajukan, 8 subak kondisinya urgen untuk perbaikan. "Sebagian ada yang rusak karena jebol akibat luapan banjir, sebagian pula rusak karena sudah umur," bebernya.
Lanjutnya, panjang perbaikan saluran irigasi bervariasi dari panjang 150 meter sampai 300 meter. Dimana anggaran yang dibutuhkan untuk saluran irigasi sepanjang 150 meter dengan kisaran Rp 75 juta, dan paling tinggi nilainya sekitar Rp 200 juta. "Untuk ke delapan subak ini pengajuan sudah sejak tahun 2022, dan kami terus follow up ke pusat," ujarnya.
Dengan adanya pending bantuan perbaikan saluran irigasi dari pusat, maka permohonan dari subak Tahun 2023 dan Tahun 2024 menumpuk di Dinas Pertanian. Dimana setelah bantuan Tahun 2022 terealisasi, maka barulah mengajukan permohonan selanjutnya secara berurutan. "Ya di kami masih ada beberapa proposal permohonan perbaikan irigasi yang belum diteruskan ke pusat. Kami masih menunggu apakah dana itu bisa turun. Kalau tidak turun, maka kemungkinan turun tahun berikutnya," tandasnya.