balitribune.co.id | Denpasar – Penerapan protokol kesehatan ketat Cleanliness (kebersihan), Health (kesehatan), Safety (keamanan), dan Environment (ramah lingkungan) atau CHSE adalah panduan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang diberlakukan di setiap hotel di Bali. Hal ini untuk menunjukkan jati diri sebagai tempat menginap dan kegiatan Meeting, Incentive, Convention and Exhibition (MICE) terbaik di Pulau Dewata.
"Setiap hotel siap memberikan kualitas pelayanan yang terbaik dan membuktikan kepada seluruh wisatawan, Bali merupakan destinasi pariwisata terbaik di dunia,” kata Ketua Bali Hotels Association (BHA), Ricky Putra di Denpasar beberapa waktu lalu.
Ia yang juga General Manager The Royal Santrian menjelaskan implementasi penerapan CHSE sangat penting untuk menunjukkan Bali sebagai destinasi wisata internasional, sungguh-sungguh berkomitmen dan mampu menerapkan prokes ketat. Dengan CHSE dapat mewujudkan kesadaran terkait keselamatan dan keamanan wisatawan dalam melakukan kegiatan di tengah pandemi Covid-19.
Menurutnya, kesiapan hotel menyambut wisatawan sudah terlihat dari mulai merangkak naiknya jumlah wisatawan domestik pasca-zero kunjungan. Jumlah kunjungan wisatawan domestik berdasarkan pantauanya dari Juli –September 2020 ada peningatan dari rata 2.300-2700 per hari. Bahkan pada long weekend akhir Oktober 2020 lalu, ada kedatangan tamu domestik di kisaran 9 ribu per hari.
“Hingga 10 November ini rata-rata 4.500-5.000 tamu. Ini menunjukkan kendati peningkatan secara pelan-pelan namun menunjukkan kebaikan dari zero kunjungan,” sebut Ricky.
Ia pun menyebutkan ke depannya tentu tidak bisa menggantungkan satu pasar yaitu domestik saja, mengingat Bali merupakan pasar kombinasi dari wisatawan mancanegara dan domestik. Terbukti tahun lalu jumlah kunjungan wisatawan domestik mencapai 10 juta dan mancanegara 6,3 juta. Total 16,3 juta kedatangan dalam setahun bila dibagi, rata-rata terdapat 15-17 ribu wisatawan mancanegara dan 25-26 ribu domestik setiap hari.
Menurut Ricky, penerapan protokol kesehatan ketat sangat berpengaruh pada jumlah kunjungan mengingat ada keyakinan tamu untuk berkunjung ke Bali. Dalam upaya menjaring wisatawan dengan mengedukasi, pihak hotel dan karyawan tetap konsisten pada penerapan protokol CHSE. Selanjutnya meyakinkan tamu melalui media digital dan sosial media jika hotel di Bali sudah menerapkan CHSE secara konsisten.
Kata dia, testimoni tamu yang sudah berkunjung juga sangat penting mengingat mereka bisa melihat dan merasakan bagaimana hotel menerapkan protokol kesehatan berbasis CHSE yang ketat mulai dari bandara, mobil, hotel, mall-mall restoran hingga destinasi wisata.
BHA pun juga menggandeng industri pariwisata untuk bersama-sama menyukseskan program pemerintah dalam rangka menyambut tamu. Namun yang terpenting adalah menghindari klaster baru penyebaran Covid-19.
Kalangan hotel dipastikan sampai saat ini sudah menerapkan protokol kesehatan yang ketat mulai penerapan pemakaian masker setiap hari, kebiasaan mencuci tangan setiap 4 jam untuk semua staf, penggunaan sarung tangan diganti setiap 4 jam. Pengecekan suhu tamu menjadi hal yang lumrah saat ini. Termasuk pengawasan pengolahan makanan dan penyajian makanan di restoran menjadi hal penting.
Ia menuturkan, meja makan juga disanitasi bahkan ketika tamu duduk Bila dulu tamu bisa duduk 5-6 orang dalam satu meja sekarang telah diatur minimal 1 meter. Hotel juga menerapkan transaksi menggunakan cashless dan menggunakan QR Code.
"Kami juga melakukan general cleaning dan penyempotan disinfektan setiap 4 jam sekali. Sehingga para tamu benar-benar merasakan lebih aman dan nyaman di hotel daripada di rumah," tuturnya.