
baliteribune.co.id | Gianyar - Menjadi magnet pariwisata, wajah Ubud kini semakin sesak. Tidak hanya kemacetna lalu lintas, celah untuk berjalan kaki pun terasa sulit. Terlebih, parkir liar hingga pedagang liar terus beranak pinak. Kondisi ini pun menjadi bidikan seluruh instansi terkait dengan membentuk tim khusus. Tim ini akan ditempatkan di titik-titik strategis seperti kawasan timur Kantor Camat, Simpang Dalem Puri, Jalan Sweta, hingga Simpang Puri Ubud.
Plt. Kasatpol PP dan Damkar Gianyar, I Made Arianta, Rabo (30/7) mengungkapkan, dlalam pertemuan lintas instansi di Camat Ubud ada beberapa poin yang menjadi perhatian. Salah satunya parkir liar menyepakati perlunya penertiban pedagang liar, khususnya yang berjualan menggunakan kendaraan roda empat. " Kami sudah intsensifkan kordinasi lintas instansi. Terutamanya bersama Jajaran Polsek Ubud," terangnya.
Secara terpisah, Kapolsek Ubud, Kompol Gusti Nyoman Sudarsana, langsung melakukan upaya persiapan dengan merapatkan jajarannya. Dalam upaya menjaga ketertiban dan kenyamanan kawasan wisata Ubud, pihaknya menggelar rapat koordinasi penertiban parkir dan pedagang liar.
"Penataan kawasan Ubud harus menjadi tanggung jawab bersama. Sehingga kerja sama antara aparat, masyarakat, dan pecalang sangat penting dalam mewujudkan kawasan wisata yang tertib, bersih, dan nyaman bagi wisatawan," ungkapnya.
Selain fokus pada penertiban kawasan, Kapolsek Ubud juga memberikan arahan kepada Unit Reskrim untuk mengintensifkan pelaksanaan Operasi Sikat yang berlangsung selama 16 hari dengan target minimal 10 kasus prioritas. Unit Intelkam juga diperintahkan memetakan lokasi-lokasi vital seperti Parq, Greenflow, Haiden City, dan Gang Anila sebagai upaya preventif terhadap potensi gangguan kamtibmas.
"Penertiban Ini bukan hanya tentang lalu lintas, tapi juga tentang wajah Ubud sebagai destinasi dunia. Semua pihak harus terlibat aktif, bukan hanya aparat, tetapi juga masyarakat lokal,” pungkasnya.