balitribune,co.id | Denpasar - OJK telah menetapkan sasaran prioritas literasi dan inklusi keuangan tahun 2024 di Bali. Sasaran literasi mencakup masyarakat 3T, petani/nelayan, pelajar/santri, dan penyandang disabilitas. Sedangkan inklusi keuangan mencakup UMKM, perempuan, masyarakat pedesaan, pelajar, dan penyandang disabilitas. OJK Bali menggunakan berbagai strategi seperti edukasi tatap muka, online, aliansi strategis, dan tematik. Hal ini diungkapkan Kepala OJK Provinsi Bali, Kristrianti Puji Rahayu, di Denpasar, Jumat (17/5).
Selama tahun 2024 hingga April, OJK Bali telah melakukan 46 kegiatan edukasi keuangan yang menjangkau lebih dari 4.441 orang, dan juga menggunakan media sosial yang menjangkau sekitar 118.700 orang. Mereka juga melakukan edukasi online melalui Instagram dan iklan layanan masyarakat di radio. Kerjasama dengan stakeholders dilakukan melalui program intensifikasi pemanfaatan SiMolek, program 1-3 km care, dan edukasi segmented.
Dalam rangka Hari Konsumen Nasional, OJK Bali bersinergi dengan Pemerintah Klungkung dan lembaga keuangan untuk edukasi kepada penyandang disabilitas dan Yowana Gema Santi. Tujuannya adalah memberikan pengetahuan dan akses yang memadai terhadap lembaga keuangan serta melindungi mereka dari investasi ilegal.
OJK Bali juga bersinergi dengan Bank Indonesia Bali untuk meningkatkan edukasi pelindungan konsumen melalui Gerakan Bersama Edukasi Pelindungan Konsumen (GEBER PK) yang melibatkan penyedia jasa pembayaran.
"Upaya literasi keuangan didukung oleh penguatan program inklusi keuangan melalui sinergi dalam Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) yang melibatkan berbagai pihak," tuturnya.
Selama tahun 2024 hingga April, TPAKD di Bali telah menyelenggarakan 8 kegiatan asistensi dan pendampingan program TPAKD. OJK Bali juga melaksanakan edukasi keuangan kepada 1000 UMKM dengan tema "Melalui Sertifikasi Halal Siap Menuju Jembrana Emas 2026" di GOR Kresna Jvara, Negara.
OJK terus mendorong penyelesaian pengaduan melalui Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen (APPK), baik sengketa maupun pelanggaran. Selama tahun 2024 hingga April, Kantor OJK Bali telah menerima 164 pengaduan, dengan 57 di antaranya terkait sektor perbankan dan 107 terkait sektor IKNB.
Untuk mendukung kelancaran kredit/pembiayaan, OJK memberikan pelayanan penarikan data Informasi Debitur (Ideb) SLIK. Selama tahun 2024 hingga April, Kantor OJK Bali telah melayani penarikan data Ideb SLIK sebanyak 3.011 orang.
"Dengan kebijakan dan langkah penegakan hukum, serta kerjasama dengan pemerintah, Bank Indonesia, LPS, dan industri keuangan, OJK optimis sistem keuangan dapat terjaga stabil," pungkasnya.