Wabup Suiasa Buka Taman Ayun Barong Festival Generation 2016 | Bali Tribune
Diposting : 15 July 2016 13:13
I Made Darna/adv - Bali Tribune
Barong
FESTIVAL BARONG - Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa, Dirjen Otonomi Daerah Kementrian Dalam Negeri Dr Sumarsono, Penglingsir Puri Ageng Mengwi AA Gde Agung membuka Taman Ayun Barong Festival Regeneration 2016, Kamis (14/7)

Mangupura, Bali Tribune

Puri Ageng Mengwi melalui sangar Mangu Samcaya menggelar Taman Ayun Barong Festival Regeneration 2016. Festival yang kali pertama itu resmi dibuka oleh Wakil Bupati Badung, I Ketut Suiasa ditandai dengan "naktakin" tapel barong bertempat di areal Pura Taman Ayun.

Acara ini dihadiri oleh Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri, DR Sumarsono MDM, Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa, Sekda Kabupaten Badung Kompyang R. Swandika, Pengelingsir Puri Ageng Mengwi, Polres Badung, PHRI Bali,PHRI Badung, Budayawan dan sejumlah undangan lainnya.

Pembukaan juga mempersembahkan Tari Jepun yang merupakan tari maskot Kabupaten Badung dan menampilkan Tari Jauk Manis. Setelah itu, 35 peserta tari Bapang Barong dan Kendang Tunggal beraksi di hadapan dewan juri dan juga para penonton. Mereka pun tampil sesuai dengan karakter kedaerahanya. Karena peserta diikuti oleh seluruh Bali. Yakni dari Gianyar, Badung, Tabanan, Bangli, Klungkung dan lainnya. Sekadar diketahui festival ini berlangsung dari tanggal 14- 16 Juli 2016.

Pengelingsir Puri Ageng Mengwi, AA Gde Agung dalam sambutannya mengatakan, sebetulnya ini adalah dari anak-anak sanggar di Puri Ageng Mengwi bernama Sanggar Mangu Samcaya.Tujuan pelaksanaan festival sebagaimana diketahui bahwa Pura Taman ayun adalah bagian yang sudah diakui sebagai warisan budaya dunia tahun 2012 oleh UNESCO.

“Jadi seyogyanya kita melestarikan, kita juga bersyukur barong menjadi warisan budaya dunia. Jadi kawinkan jadi satu dua warisan budaya dalam festival ini sebagai konservasi kesenian,” terangnya.

Karena pihaknya menginginkan warisan budaya dunia tetap bisa dilestarikan. Selain itu, budaya Bali sudah diakui dunia bisa dilestarikan juga untuk meningkatkan kualitas daya tarik dari pariwisata.

Karena selama ini berbicara pariwisata selalu berbicara hotel dan sarana akomodasi. “Memang sarana akomodasi perlu, tapi perlu ditingkatkan dan ada atraksi menarik di objek wisata itu, ” terang Gde Agung. “Tujuan kami, mudah-mudahan acara ini bisa berkelanjutan, untuk itu kami minta dukungan dari semua pihak,” harap mantan Bupati Badung itu.

Sementara Wakil Bupati Badung, Ketut Suiasa sebelum membuka acara mengatakan, acara sudah tentu sangat bagus dalam rangka pembangunan secara menyeluruh khususnya di bidang seni dan budaya. Karena pembangunan di Bali tak bisa lepas dari adat, budaya dan agama.

“Kami sepakat di Bali pariwisata yang berlandaskan budaya. Karena akar dan roh kita adalah Budaya. Termasuk festival ini sebagai implementasi filosofi pembangunan berlandaskan budaya,” jelasnya.

Lebih lanjut, ke depan mesti ditingkatkan. Ia juga mengapresiasi dalam untuk menumbuh kembangkan seni budaya Bali. Karena tidak cukup sekadar menjaga tetapi mampu membangkitkan, dan juga menggali serta melestarikan. “Budaya, adat, agama suatu yang kita tidak bisa pisahkan,menjadi satu kesatuan yang menjadi kekuatan besar bagi masyarakat Bali,” pungkasnya.