Denpasar, Bali Tribune
Partai Golkar Kota Denpasar telah menggelar Musyawarah Daerah (Musda) di Gedung Madu Sedana, Sanur Kauh, Denpasar, Kamis (23/6) malam. Prediksi Musda ini akan berlangsung panas, ternyata tak terbukti.
Dalam agenda pemilihan, sembilan pemilik hak suara sah yang terdiri dari 4 suara Pimpinan Kecamatan (PK), 1 suara DPD I Golkar Bali, 1 suara DPD II Golkar Denpasar, 1 suara Dewan Pertimbangan Golkar Denpasar, 1 suara dari sayap partai (AMPG dan KPPG), serta 1 suara dari ormas mendirikan dan didirikan Golkar (SOKSI, Kosgoro, MKGR, AMPI, Al-Hidayah, dan HWK), secara bulat mendukung politisi asal Sanur, Wayan Mariyana Wandhira untuk memimpin Partai Golkar Denpasar periode 2016-2021.
Wandhira terpilih secara aklamasi sekaligus menutup peluang Anak Agung Ngurah Agung yang sebelumnya digadang-gadang akan menjadi penantang serius Wandhira dalam merebut kursi Ketua DPD II Golkar Denpasar.
Ditemui usai Musda, Ketua Partai Golkar Kota Denpasar terpilih I Wayan Mariyana Wandhira mengatakan, kedepan dirinya akan terus melakukan konsolidasi dengan semua struktur dan elemen Partai Golkar.
“Sudah tentu, kita ke depan akan melakukan konsolidasi, rekonsiliasi dengan seluruh elemen kader yang ada. Selain itu, juga akan memperkuat struktur Partai Golkar mulai dari simpatisan, akar rumput, hingga kepengurusan. Hal ini dilakukan guna menjaga soliditas dan komitmen antar kader partai Golkar. Kita akan menguatkan struktur DPD Golkar Kota Denpasar. Mereka para kader harus siap menjadi pengurus partai, yang akan mempunyai loyalitas dan pengorbanan material dan waktunya,” ujar Wandhira.
Wakil Ketua I DPRD Kota Denpasar ini menambahkan, dirinya juga akan menerapkan sistem reposisi demi memaksimalkan fungsi dan peran kader sesuai dengan kemampuannya. Reposisi tersebut, oleh Wandhira dianggap bukanlah tanpa sebab. Melainkan suatu strategi dalam menghadapi persaingan dengan partai politik lalinnya di Denpasar.
“Ketika sudah kita tempatkan kepada posisinya, tidak bisa mendapatkan atau memiliki atau menjalankan sesuai bidang tugas yang diberikan, tentu mereka harus siap direposisi. Karena dalam hal ini kita ingin bersaing dengan partai-partai politik yang lain di Kota Denpasar, yang tentu memiliki strategi-strategi yang lebih dari kita. Kita ingin melakukan lompatan dalam kinerja kita melalui keseriusan dalam menempatkan orang-orang yang mampu melaksanakan tugas itu,” tambahnya.
Wandhira juga mengaku akan merangkul pihak-pihak yang selama ini berbeda pendapat dengannya. Menurut Wandhira, perbedaan merupakan hal yang biasa dalam berpolitik. “Perbedaan itu kan biasa, ya tentu yang tersingkir kan bukan orang lain, itu semua kader-kader Golkar, kader-kader yang memiliki potensi dan kemampuan, ya pasti akan kita rangkul. Semua yang ada diruangan ini memiliki komitmen yang sama untuk membesarkan partai,” tuturnya.
Sementara itu, Anak Agung Ngurah Agung yang sebelumnya digadang-gadang akan menjadi penantang serius Wandhira mengaku dirinya legowo dan tidak kecewa dengan terpilihnya secara aklamasi Wandhira sebagai Ketua Golkar Denpasar terpilih.
Ia mengaku dirinya akan selalu mendukung dan memberi masukan kepada ketua terpilih apabila diminta dalam menjalankan roda partai di Kota Denpasar. “Ya bagi Golkar, saya legowo lah, tidak kecewa. Ini kan demokrasi, saya akan siap membantu dan memberi masukan Pak Wandhira apabila diminta nantinya,” tuturnya.
Politisi asal Puri Gerenceng ini memberikan pesan kepada ketua terpilih agar selalu mengelola partai dengan baik untuk kemenangan partai di berbagai hajatan demokrasi yang diselenggarakan nantinya seperti Pileg 2019 dan Pilkada 2020. “Ya ke depan partai dikelola dengan baik agar dapat memenangkan berbagai hajatan politik yang ada seperti Pileg 2019 dan Pilkada 2018. Ke depan nanti dalam pilkada harus berani mencalonkan kader sendiri, jangan kaya kemarin mengambil bukan kader,” pungkasnya.
Ketua DPD I Golkar Provinsi Bali, Ketut Sudikerta berpesan kepada pimpinan DPD Golkar Denpasar agar melakukan pembenahan di semua lini dan membangun soliditas partai untuk menjalankan misi Partai Golongan Karya.
“Harus ada pembenahan dari semua sisi dan lini. Kader yang duduk di struktur organisasi harus bisa menata mengelola organisasi menjadi lebih baik lagi. Kader yang menempati struktur organisasi harus betul-betul kader yang mampu menjalankan amanat organisasi dalam mewujudkan kesusksesan partai Golkar, yakni sukses dalam konsolidasi, rekonsolidasi, sukses tranfortasi, menjalankan amanat misi kesejahteraan, sukses demokrasi, sukses Pileg, Pilpres dan lainnya,” ujar Sudikerta.