Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Wujudkan Ketahanan Pangan, Dasa Wisma Agro Pertiwi Bertani di Lahan Sempit

Bali Tribune / BERTANI - Wujudkan Ketahanan Pangan, Dasa Wisma Agro Pertiwi Bertani di Lahan Sempit
balitribune.co.id | Denpasar - Kelompok Tani Dasa Wisma Agro Pertiwi di Dusun Permata Anyar, Jalan Patih Nambi, Desa Ubung Kaja, Kecamatan Denpasar, memanfaatkan lahan kering dalam pembudidayaan sayur mayur sebagai upaya ketahanan pangan warga.  
 
Kelompok tani Dasa Wisma Agro Pertiwi merupakan sebuah kelompok tani yang sudah berdiri sejak 2016 di Kelurahan Penatih, Kecamatan Denpasar Timur dengan menggandeng Ibu-ibu PKK di Dusun Permata Anyar. 
 
Dengan memanfaatkan lahan aktif seluas 15 are, warga Dusun Permata Anyar berkomitmen untuk memanfaatkan tanah non-produktif, menjadi lahan yang berguna bagi ketahanan pangan, ketersedian pangan dan kemampuan warga untuk mengaksesnya. 
 
Di lahan yang terbatas ini, Ibu-ibu PKK aktif menanam dan membudidayakan sayur mayur yang menjadi kebutuhan pokok mereka.
 
Wartawan Bali Tribune, berkesempatan untuk berbincang dengan Wayan Arnaya, pengelola Kelompok Tani Dasa Wisma Agro Pertiwi, sekaligus Kepala Dusun Permata Anyar tentang sepak terjang serta alasan terbentuknya keleompok tani ini.
 
Ia menuturkan, penting bagi masyarakat bisa memanfaatkan lingkungan sekecil apapun untuk menanam tumbuhan yang mereka butuhkan dalam memenuhi kondisi ketahanan pangan seperti sayuran, cabai, terong dan tomat yang menjadi salah satu bahan pokok kebutuhan masyarakat luas.
 
Masyarakat harus bisa membudidayakan tanaman yang berguna untuk dirinya sendiri dan melindungi diri ketika harga bahan pangan di pasar sewaktu-waktu naik. Hal tersebut bisa menjadi solusi dan penanggulangan saat terjadinya ancaman kelaparan, paparnya. 
 
Oleh karena itu, masyarakat tak harus bergantung pada kondisi pasar sehingga bisa meminimalisir pengeluaran. 
 
Tidak bisa dipungkiri ketahanan pangan ini penting karena kita hidup dengan memanfaatkan hasil alam, tambahnya. 
 
Kelompok Tani Dasa Wisma Agro Pertiwi memanfaatkan lahan non-produktif untuk membudidayakan berbagai sayuran dan buah bahan, seperti bayam, cabai, terong, tomat, labu madu, pepaya, daun bawang dan beragam sayuran lainnya. Perbulannya, Dasa Wisma Agro Pertiwi bisa memanen hingga 60 kg hasil tani yang dibagikan kepada seluruh anggota.
 
Hasil tersebut kemudian dimanfaatkan menjadi kudapan sehari-hari serta bahan baku, seperti labu madu untuk membuat jajanan tradisional, daun mint sebagai teh dan bunga telang sebagai bahan pewarna alami. 
 
Hingga saat ini, sudah ada 40 orang anggota dan 6 pengelola yang tergabung dalam kelompok tani Dasa Wisma Agro Pertiwi.
wartawan
M2
Category

Turis Kazakhstan ke Bali Naik Drastis, Pelaku Pariwisata Mendorong Penerbangan Langsung

balitribune.co.id | Denpasar - Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dari Negara Kazakhstan ke Bali setiap tahunnya mengalami lonjakan hingga seratus persen. Pada tahun 2023 lalu, sebanyak 9 ribu turis asing dari Kazakhstan yang datang ke Pulau Dewata untuk berwisata. Di tahun 2024 lalu meningkat menjadi 18 ribu kunjungan wisman dari Kazakhstan ke Bali. 

Baca Selengkapnya icon click

#Cari_Aman: Edukasi Safety Riding untuk Karyawan Astra Graphia

balitribune.co.id | Denpasar – Astra Motor Bali kembali menunjukkan komitmennya dalam menularkan semangat berkendara aman melalui edukasi Safety Riding yang menjunjung tinggi kampanye nasional #Cari_Aman. Kegiatan ini diikuti oleh 25 karyawan dari Astra Graphia yang antusias mengikuti setiap sesi pelatihan, Senin (28/7).

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Jaksa Serahkan Uang Pengganti Kerugian Negara ke PDAM Badung

balitribune.co.id | Mangupura - Kejari Badung mengembalikan uang pengganti Rp280. 000.000 kepada Perumda Air Minum Tirta Mangutama Kabupaten Badung dalam tindak pidana korupsi dengan terpidana I Nyoman Arya Dana dan I Wayan Mardiana. Perkara ini sudah diputus oleh majelis hakim Pengadilan Tipikor Denpasar.

Baca Selengkapnya icon click

Ketika Logo HUT RI "80" Maknanya Dikudeta

balitribune.co.id | Delapan puluh tahun Indonesia merdeka. Pencapaian ini semestinya dirayakan dengan gegap gempita, disimbolkan lewat visual yang menginspirasi: logo resmi HUT RI ke-80. Namun, alih-alih menjadi lambang kebanggaan nasional, logo hasil rancangan Bram Patria Yoshugi, anggota Asosiasi Desainer Grafis Indonesia (ADGI) dan Art Director di Thinking Room, ini justru mengalami nasib tragis.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.