Gianyar, Bali Tribune
Tiada angin dan hujan, di tengah gencarnya jajaran Polres Gianyar melakukan perburuan, tiba-tiba muncul lima pria menyerahkan diri ke Mapolres Gianyar. Mereka mengaku sebagai pembunuh anggota ormas Dewa Gede Artawan di Banjar Dentiyis, Batuan, Sukawati.
Dari informasi yang diterima di Mapolres Gianyar, Rabu (8/6), mereka menyerahkan diri dengan diantar seorang penasihat hukum bernama Situmorang, SH. Mereka yang menyerahkan diri masing-masing Wayan BA (24), asal Jalan Ahmad Yani Denpasar. I Gede Nyoman SAY (23) asal Jati Luwih, Tabanan, Kadek J (22), asal Angantaka, Abiansemal, Badung, I Made EA (28) asal Dalung, Kuta Utara, Badung, dan Made PM (32) asal Paguyangan, Denpasar.
Mereka menyerahkan diri, Selasa (7/6) pukul 22.30 Wita. Kelompok yang mengaku sebagai pelaku ini juga menyerahkan barang bukti berupa dua bilah pedang, satu pedang bergagang putih, dan satu lagi bergagang hitam.
Dari pengakuan mereka, para pelaku menggunakan satu mobil Suzuki Ertiga yang disewa dari seorang bernama Samson di Penatih Denpasar. Sebelum kejadian itu, kelompok pelaku ini mengaku datang dari lokasi tabuh Rah di Desa Kemenuh, Sukawati. Saat dalam perjalanan dari Kemenuh menuju TKP, terjadi gesekan. Korban disebutkan sempat mencaci maki para pelaku.
Tidak terima dengan cacian itu, para kelompok pelaku berang dan tancap gas mengejar korban. Hingga di TKP, Wayan BA dan I Gede Nyoman SAY mengambil sajam berupa pedang yang ada di dalam mobil. Lanjut mengejar korban ke dalam gang dan terjadi penganiayaan. Wayan BA mengaku menebas dan menusuk korban, sedangkan I Gede Nyoman SAY mengaku menebas korban beberapa kali.
Atas pengakuan mereka, kini jajaran Polres Gianyar masih melakukan pengembangan, termasuk mencari barang bukti lain. “Kami tidak ingin kecolongan dengan menelan mentah-mentah pengakuan lima orang yang menyerahkan diri untuk menghindari ada pelaku fiktif atau KW, kami masih melakukan penyelidikan intensif dan dipastikan akan digelar prarekonstruksi,“ terang Kapolres Gianyar, AKBP Waluya.
Memastikan itu, barang bukti berupa dua buah pedang sudah dibawa ke Lab Foresik untuk diperiksa. Polisi juga akan menggelar prarekonstruksi untuk mendalami motif pembunuhan ini. Karena dari pengakuan lima orang tadi, kejadian bersifat spontanitas. Yakni gara-gara insiden penyerempetan di jalan raya.
Dalam kejadian pembunuhan itu dua orang rekan korban, yakni Budi dan Kadir awalnya disebutkan menyerempet mobil pelaku hingga terjatuh. Korban kemudian mengejar dan memaki para pelaku. Pelaku pun turun sembari mengambil senjata. “Semua pengakuan mereka itu sifatnya masih sementara, masih dibutuhkan keterangan dan bukti lain untuk meng-cross checknya,” terangnya.
Kelima orang pelaku ini, dibenarkan merupakan anggota salah satu ormas. Namun mereka mengaku sudah tidak aktif lagi, dalam tiga bulan terakhir ini. Mengenai alasan mereka menyerahkan diri, disebutkan karena mereka mulai ketakutan setelah dibayangi mimpi buruk lantaran menganiaya korban hingga tewas. “Kami juga masih mendalami, apakah antara pelaku dan korban sudah saling kenal atau tidak. Atau apalah para pelaku mengetahui jika korban adalah anggota ormas lain,” tambahnya.
Kapolres Waluya juga menegaskan, jika para pelaku itu adalah KW, maka dipastikan akan kentara. Apalagi, dari keterangan sejumlah saksi di sekitar lokasi, ditemukan sejumlah perbedaan. “Kami akan terus menelusuri perjalanan mereka dari sejumlah keterangan saksi dan bukti lain yang kami temukan. Apakah hanya spontan atau memang direncanakan, perjalanan mereka tentunya kami identifikasi,” pungkas Waluya.