Denpasar, Bali Tribune
Maraknya tindak kekerasan terhadap anak, baik berupa penganiayaan, kekerasan seksual, eksploitasi maupun kasus lainnya mengundang keprihatinan dari seluruh kalangan. Untuk itu diperlukan kesadaran dari semua komponen untuk mencegah dan menghentikannya.
Khususnya para orang tua harus selalu diingatkan bahwa anak-anak merupakan anugrah dari Tuhan yang bukan hanya milik keluarga, tetapi merupakan tunas dan generasi penerus bangsa,yang harus dilindungi.
Demikian disampaikan Gubernur Bali Made Mangku Pastika pada acara Peringatan Hari Anak Nasional Tingkat Provinsi Bali Tahun 2016, bertempat di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya, Denpasar, Kamis (21/7).
Tema peringatan hari anak tahun ini yaitu "Akhiri Kekerasan Terhadap Anak", menurut Pastika, mengandung makna strategis bahwa anak-anak harus tumbuh dalam keluarga dan lingkungan yang aman, nyaman dan menggembirakan.
Tema ini juga merefleksikan komitmen bersama untuk memerangi kekerasan terhadap anak. Oleh karena itu, Pemprov Bali sampai saat ini selalu mengupayakan program dan kegiatan yang berpihak pada anak-anak.
Program-program prioritas Bali Mandara seperti beasiswa miskin, wajib belajar 12 tahun, pembangunan SMA/SMK Negeri Bali Mandara sampai pada Pembentukan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A), merupakan wujud penghormatan terhadap hak anak-anak Bali, yang saat ini diperkirakan jumlahnya lebih dari 1.3 juta jiwa.
“Di bidang kebijakan Pemprov juga telah menerapkan peraturan daerah tentang perlindungan Anak, dan perda tentang tindak pidana perdagangan orang untuk melindungi anak-anak kita,” tegas orang nomor satu di Bali tersebut pada awak media.
Ia berharap, pada seluruh pemangku kepentingan, dunia usaha sampai pada organisasi perempuan dan lembaga swadaya masyarakat, untuk mengajak dan mendorong partisipasi masyarakat dalam membangun kualitas kehidupan anak-anak,dengan membuat serta mengembangkan kegiatan-kegiatan positif, membangun sarana/prasarana lingkungan yang ramah dan peduli anak, sehingga memungkinkan anak-anak untuk berkembang secara optimal.
Menurutnya, sebagai generasi muda harapan bangsa, maka anak tidak hanya ditumbuhkan sehat secara fisik, tetapi juga harus memiliki pikiran cerdas, serta jiwa yang sehat dan mulia sehingga dapat mengembangkan diri secara kreatif, positif dan terarah yang tentunya memiliki karakter dan integritas yang tangguh dan mandiri. “Karena itu, maka pembinaan hubungan sosial keluarga harus sejalan dengan pendidikan anggota keluarganya,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Penyelenggara Peringatan Hari Anak Nasional Provinsi Bali Tahun 2016, Ni Luh Putu Praharsini, melaporkan bahwa tujuan kegiatan tersebut yang diselenggarakan setiap tahun adalah untuk menumbuhkan kepedulian, kesadaran dan peran aktif setiap individu serta seluruh komponen yang terlibat dalam menciptakan lingkungan berkualitas untuk menghakhiri kekerasan pada anak serta memberikan informasi yang seluasnya kepada seluruh Anak Indonesia.
Dalam rangka pelaksanan peringatan tersebut, terdapat beberapa rangkaian kegiatan hasil sinergi SKPD dan organisasi Peduli Anak, seperti lomba Pecha Kucha (bicara santai) dengan metode presentasi, lomba menyanyi tunggal lagu wajib tingkat sekolah dasar (SD), lomba menggambar tingkat SD se-Kota Denpasar, nonton bareng film gratis dengan judul: “12 menit kemenangan untuk selamanya”, bersama dengan 375 wakil anak SD, SMP, SMA/SMK di Bioskop Galeria XXI, serta berbagai kegiatan positif lainnya.
Ia berharap dengan berbagai kegiatan tersebut dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan anak-anak di Provinsi Bali, serta memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk mengembangkan prestasi seluas-luasnya, sehingga berbagai macam kasus kekerasan terhadap anak dapat diminimalisir dengan pengembangan berbagai macam kegiatan positif.
Dalam acara yang juga dihadiri Wakil Gubernur Bali (Wagub) Ketut Sudikerta dan Ibunda Paud Provinsi Bali Ny. Ayu Pastika, berkesempatan untuk meyerahkan bantuan Kesejahteraan Sosial Anak Terlantar berupa uang tunai kepada beberapa anak terlantar yang ada di Bali, dari Dinas Sosial Provinsi Bali.
Acara yang dihadiri Anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Provinsi Bali serta perwakilan anak-anak TK, SD, SMP, SMA/SMK se-Bali, juga dihibur berbagai tarian, pembacaan sloka, serta talkshow yang disampaikan Himpunan Psikolog Indonesia Provinsi Bali dengan judul materi: “Kenali dan Cegah Kekerasan Seksual Terhadap Anak”.