Semarapura, Bali Tribune
Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Klungkung, Sabtu (24/9) dinihari menyebabkan banjir dan longsor. Hujan yang turun selama dua hari berturut-turut tersebut juga menyebabkan hancurnya rumah Wayan Subagiana (55) di Desa Sulang, Dawan. Klungkung, akibat diterjang tanah longsor yang ada di atas tebing sekitar 20 meter. Rumah dengan 8 x 6 meter termasuk dapurnya amblas ditimpa longsoran tebing tersebut.
Namun karena lokasinya agak terpencil, kejadian tersebut baru kemarin dilaporkan ke BPBD Klungkung.Menurut Nengah Mudiasa Perbekel Desa Sulang, Dawan, Klungkung kejadian yang menimpa rumah Wayan Subagiana tersebut memang lokasinya di atas tebing dan hanya ditinggali sewaktu-waktu saja karena letaknya terpencil. “Pada saat tertimpa tanah longsor, kebetulan rumah tersebut tidak ada penghuninya sehingga tidak sampai menimbulkan korban jiwa,” ujar Mudiasa, walaupun bangunan rumah tersebut hancur total. Biasanya pemilik rumah tinggal bersama 2 anaknya dan 1 istri untuk istirahat selama beberapa hari. Bersukur saat musibah mereka tidak ada tinggal di rumahnya tersebut.
Mudiasa menyayangkan kejadian tersebut baru dilaporkan Sabtu (24/9) kemudian diteruskan ke BPBD Minggu (25/9). Kasus musibah akibat hujan lebat sebelumnya juga terjadi aspal mengelupas akibat banjir yang melanda kawasan Jalan Kenyeri, Kelurahan Semarapura Klod Kangin, Klungkung. Luapan air yang bersumber dari muara Tukad Cau ini, juga merusak badan jalan hingga mengelupas.
Pantauan di kawasan Jalan Kenyeri, tepatnya di selatan Pasar Galiran, Klungkung, tampak badan jalan mengelupas sepanjang kurang lebih 20 meter. Batu-batu kerikil bahan badan jalan juga berhamburan. Kondisi ini dikhawatirkan oleh warga, pasalnya ketika melintas cukup licin. “Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, kami berharap pihak terkait segera melakukan perbaikan,” ujar warga sekitar, Senin(26/9).
Mengelupasnya jalan ini akibat dampak dari luapan air yang dialiri dari Tukad Cau. Pasalnya, hujan yang mengguyur pada Sabtu malam cukup. Padahal proyek jalan tersebut baru diaspal pada Agustus 2016 lalu.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Klungkung I Gusti Ngurah Supartana saat dikonfimasi, membenarkan hal tersebut. Pihaknya sudah mengecek ke lokasi, Senin (26/9). Disebutkan bahwa pihak rekanan siap memperbaiki kerusakan karena masih menjadi tanggung jawabnya. “Kalau kualitas memang tidak ada masalah, ini murni karena kondisi alam,” ujarnya mencari pembenar.