balitribune.co.id | Badung – Kondisi maskapai nasional yang kini turut terpuruk akibat imbas pandemi Covid-19 dinilai belum dapat membantu banyak layanan penerbangan internasional ke dalam negeri. Hal ini menyikapi permintaan dukungan maskapai nasional dari pelaku pariwisata di Bali, terkait rencana pemerintah pusat pada Juli 2021 mendatang akan membuka kembali pintu pariwisata internasional ke Bali melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
Pada pertemuan antar pelaku pariwisata di Badung beberapa waktu lalu, Pengamat Transportasi dan Kebijakan Publik, Agus Pambagio menilai rencana pemerintah pusat untuk membuka kembali penerbangan internasional melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, belum mampu membuahkan hasil yang maksimal bagi pemulihan pariwisata Bali.
Hal tersebut mengingat kondisi maskapai nasional saat ini juga tengah berjuang dalam tekanan krisis keuangan akibat imbas dari pandemi. Bahkan maskapai Garuda Indonesia sebagai maskapai berplat merah andalan dalam negeri telah mengembalikan sejumlah pesawatnya ke perusahaan penyewa pesawat, akibat hutang yang dimiliki mencapai Rp 70 triliun.
"Dengan kondisi pandemi yang masih melanda di sejumlah negara tetangga, maka maskapai nasional masih bisa menyesuaikan penggunaan armada pesawatnya untuk mendukung penerbangan dalam negeri," katanya.
Menurut Agus, perlu dipikirkan upaya yang dapat dilakukan maskapai nasional guna mendukung pemberian layanan secara merata, jika penerbangan internasional ke Bali akan segera dibuka kembali. "Hal ini mengingat banyaknya jumlah bandara internasional di Indonesia," imbuh Agus.
Ia menambahkan, jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya, jumlah bandara internasinal di Tanah Air terlalu banyak dan tidak merata. Sebanyak 90 persen lalulintas penerbangan dari maskapai saat ini masih terfokus di lima bandara internasional saja yaitu Soekarno-Hatta di Tangerang, Bandara Ngurah Rai Bali, Bandara Juanda, Kualanamu Medan dan Kulon Progo Yogyakarta.
Kendati demikian, pelaku pariwisata Bali tetap optimis dan memiliki harapan bahwa keran kunjungan turis asing ke Pulau Dewata akan dibuka tepat waktu pada Juli mendatang. Seperti yang disampaikan Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, Ida Bagus Agung Partha Adnyana, mengingat segala persiapan menyambut kedatangan wisatawan asing di masa adaptasi kebiasaan baru dengan tujuan esensial ke Bali telah disiapkan secara matang.
"Protokol kesehatan berbasis, kebersihan, keamanan dan kelestarian lingkungan atau CHSE telah disiapkan di hotel, restoran, tempat wisata, bandara. Begitupun hotel di kawasan zona hijau bebas dari Covid-19 sudah disiapkan," katanya.