Semarapura, Bali Tribune
Penyeberangan dari Klungkung daratan menuju Kecamatan Nusa Penida s meningkat tajam sejak liburan Tahun Baru hingga saat ini karena adanya Piodalan Buda Wage Kelawu. Kapal yang biasanya melayani pengangkutan sebanyak empat trip kini menjadi 20 trip per hari.
Sedangkan rata-rata penumpang yang diangkut dalam satu trip bisa mencapai 80 orang. Diperkirakan, setiap harinya ada sekitar tiga ribu orang yang melakukan penyeberangan dari Klungkung daratan ke Nusa Penida dan sebaliknya. Membludaknya penumpang kapal penyeberangan ini karena setelah tahun baru, ada piodalan di Pura Penataran Ped.
Selain dari Klungkung, umat dari seantero Bali juga mendatangi Pura ini untuk bersembahyang. Kondisi ini membuat petugas penyeberangan dari Dinas Perhubungan Klungkung harus bekerja ekstra keras. Mereka harus selalu memantau kondisi gelombang laut yang mungkin datang secaratiba-tiba dan arus laut yang kemungkinan berubah.
Salah satu petugas penyeberangan, Made Suardika, menjelaskan, kalau gelombang besar, terpaksa penyeberangan dihentikan. “Kami juga terus berkoordinasi apakah penyeberangan di Padangbai masih memungkinkan,” terangnya, Jumat (06/01/2017). Di sisi lain, ujarnya, kondisi kelaikan kapal juga menjadi perhatian khusus para petugas.
Penyeberangan lain ke Nusa Penida adalah melalui Kusamba atau Pesinggahan. Sedangkan kalau lewat Pelabuhan Padangbai terlalu jauh dan tidak efisien. Menurut seorang penumpang, Mangku Suastika, dirinya lebih sering menyeberang di Pesinggahan dan kadang-kadang lewat Kusamba. “Selain cepat juga tidak jauh dan penitipan motor atau kendaraan juga ada,” terangnya.
Selain sudah ada banyak pilihan angkutan, Mangku Suastika menilai kondisi kapal yang mengangkut penumpang masih baru. Namun demikian, dia berharap, aspek keamanan tetap diperhatikan. “Di sini kapal-kapalnya masih baru. Hanya masalah petugas kapalnya saja, sebaiknya cari yang aman. Kalau gelombang tinggi jangan dipaksakan,” tandasnya.*