balitribune.co.id | Denpasar - Di luar sana, masih banyak cerita tentang orang-orang atau pedagang-pedagang kecil yang selalu memberikan inspirasi bagi banyak orang. Entah itu dari sisi kehidupan, perjuangan, ketegaran, dan kebaikan dari mereka. Semua hal tentang mereka tidak akan pernah bisa lepas dari kehidupan masyarakat. Mereka yang berjualan di tengah terik matahari ataupun dari hujan deras tidak pernah sekalipun menyerah.
Ibu Made (52), begitu panggilan akrabnya. Salah satu pedagang yang berada di jalan By Pass Ngurah Rai, dekat pura Tanah Kilap tidak pernah sekalipun menyerah dengan kehidupannya. Saat ditemui Bali Tribune, Senin (19/9) dengan senyum lepasnya menceritakan pengalaman serta lika-liku kehidupannya. Terlihat ketegaran dan kesabaran yang dipancarkan Ibu Made saat menceritakan pengalamannya.
"Dulu sebelum saya jualan nasi dan kopi pake motor, saya jualan gorengan. Jadi saya istilahnya kayak nitip gorengan yang saya buat ke dagang-dagang. Tapi karena waktu ini harga minyak tiba-tiba naik, mau tidak mau saya berhenti," ujarnya dan menambahkan jika hal tersebut tidak serta merta membuatnya menyerah.
Mencari jalan lain dengan dibantu suaminya, Ibu Made akhirnya memutuskan untuk berjualan nasi bungkus, minuman, dan beberapa camilan dengan motornya. Ia mencari tempat yang dikiranya pas untuk tempatnya berjualan. Kini, sudah 6 bulan Ibu Made berjualan di tempat itu.
Saat pandemi menerpa, keluarga Ibu Made sangat merasakan dampaknya. Suaminya yang tidak bisa bekerja membuat Ibu Made harus memutar otak pada saat itu demi memenuhi kebutuhan rumah. Belum lagi, ia memiliki satu orang anak yang sedang sakit dan satu anak yang bersekolah.
"Banyak banget hal-hal yang terjadi sebenarnya. Tapi intinya begini, kita manusia harus bisa berusaha. Kita buat sesuatu yang tidak bisa menjadi bisa. Jangan terlalu mengharapkan hal-hal yang berlebihan, lebih baik dijalani dan berusaha. Yakin nanti pasti ada rejekinya, begitu juga berbuat baik. Seberapa yang kita punya, kalau mampu mari kita bantu,"