BALI TRIBUNE - Bali membutuhkan pertumbuhan ekonomi inklusif yang mempu menyerap tenaga kerja, bukan sekadar besaran dalam angka. Begitu dikatakan Prof Dr Ida Bagus Raka Suardana, SE, MM, narasumber dalam seminar nasional bertajuk “Pertumbuhan Ekonomi Berkualitas Dalam Rangka Pembangunan Berkelanjutan di Provinsi Bali”, Rabu (24/5), di Gedung Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali di Denpasar.
“Karakteristik pertumbuhan ekonomi bisa dikatakan berkualitas bila mampu secara berkelanjutan bertumbuh dibarengi dengan pemerataan banyaknya lapangan pekerjaan, dan kesejahteraan masyarakat, jadi bukan hanya berkutat dalam angka saja,” ujarnya. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi yang berkualitas mampu menjadi tolok ukur dalam mengurangi masalah perekonomian seperti, terbukanya lapangan pekerjaan sehingga mengurangi pengangguran, kesejahteraan masyarakat meningkat, memperbaiki ekonomi masyarakat, mengurangi risiko gejolak sosial dan meningkatkan stabilitas sosial politik.
“Tolok ukur pertumbuhan ekonomi harus mencerminkan peningkatan hasil produksi (output) dalam tingkat nyata ekonomi yang diukur melalui perubahan hasil produksi setiap tahunnya dalam jangka panjang atau berkelanjutan,” tuturnya lagi. Bahkan Prof Raka menjabarkan, beberapa strategi dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkualitas melalui Pro Job, Pro Poor, dan Pro Growth. Artinya melalui Pro Job, pemerintah harus bisa menjamin pendidikan, kesehatan, jaminan sosial, dan pemerataan pada tenaga kerja. “Pro Job lebih diarahkan pada pemerataan, percepatan, dan perluasan lapangan pekerjaan,” katanya.
Menurutnya, program yang mengarah pada mengurangi kemiskinan (pro poor) merupakan indikator keharusan yang secara langsung dapat menunjukkan peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan selanjutnya pemerintah juga harus bisa menjamin pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan melalui pro growth. Dia mengakui, ketimpangan pembangunan di selatan dan utara Bali menjadi salah satu kendala dalam mencapai pertumbuhan ekonomi Bali yang berkualitas. Di samping juga berbagai persoalan lainnya yang masih tetap berkutat dalam beberapa tahun belakangan ini.
Menurutnya, ada beberapa solusi yang bisa dilakukan demi mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. “Di antaranya, perlunya percepatan pembangunan infrastruktur jalan dalam mempermudah akses distribusi, moratorium pembangunan hotel segera dijalankan, khususnya untuk daerah selatan, meningkatkan kualitas pariwisata Bali, meredam alih fungsi lahan melalui awig-awig desa. Kemudian juga peningkatan nilai ekspor, menumbuhkan jiwa wirausaha bagi masyarakat melalui peningkatan keahlian dan kemampuan,serta masih banyak lagi sebenarnya,” ujar Prof Raka Suardana.