Berkesenian, Tanamkan Cinta Lingkungan pada Anak-anak | Bali Tribune
Bali Tribune, Sabtu 30 November 2024
Diposting : 5 June 2017 19:37
redaksi - Bali Tribune
SENI
MENGGAMBAR - Anak-anak berselfie sambil belajar menggambar di cermin.

BALI TRIBUNE - Beragam cara dilakukan oleh pecinta lingkungan serangkaian Hari Lingkungan Sedunia yang jatuh pada tanggal 5 Juni.  Seperti halnya  komunitas seniman dari berbagai bidang,  melibatakan anak-anak dalam  berkesenian yang berorientasi ramah lingkungan. Kegiatan ini dirangkum dalam Festival Tepi Sawah yang berlangsung hari Sabtu dan Minggu (4/6).

Melalui Festival Tepi Sawah yang bertempat di tepian Desa Pejeng, Tampaksiring, komunitas seniman berbagai cabang seni beratraksi karya edukatif  serangkaian hari lingkungan  dunia. Berlatarkan alam sawah yang membentang disertai orang-orangan sawah, para seniman  berkolaborasi di alam.

Suasananya pun terlihat alami dan bersih. Terlebih  semua peserta dan pengunjung wajib menghormati lingkungan. Salah satunya  dengan membuang sampah pada tempatnya. Terlihat, para pelukis mengkreasikan alama lingkungan sekitar. Demikian pula pemusik lantunkan irama natural. Untuk penenaman  penghormatan alam sejak diri, puluhan anak--anak desa serta pengunjung ambil bagian dalam setiap kegiatan.

Secara interaktif, anak-anak diajak menonton pagelaran wayang kulit  tanpa sekat. Dengan tujuan anak-anak menyimak  cerita dengan carita sambil bertinteraksi tentang alam. Sementara itu seniman lainnya berkesenian sekeligus menepis derasnya pengaruh teknologi.  Trend berselfie ria denga smartphon salah satunya.   Anak-anak ditawaarkan berselfie sambil belajar menggambar. Caranya pun snat mendidik,  yakni dengan menggambar  wajahnya sendiri, dengan media cermin dan sambil bercermin.

Sementara seniman  kendang, memperkenalkan beragam jenis kendang tradisonal di indonesai serta cara memainnya. ”Melalui permainan  serta belajar berkesenian, anak-anak ini diharapkan menjadi generasi yang berkarya  dan mengorhormati  lingkungan,” ungkap slah satu penggagas festival, Etha Widiyanto.

Dalam  festival tepi sawah ini, para seniman berekspresi sembah  dalam rangka menghormati ibu pertiwi serta mengintergrasikan elemen kreatif. Sekaligus proses edukasi dan implementasi tentang  kecintaan terhadap alam yang berkelanjutan di kalangan anak-anak maupun dewasa.