balitribune.co.id | Badung - Nusa Dua Kabupaten Badung yang menjadi kawasan pariwisata internasional harus siap dengan berbagai upaya dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali, I Made Rentin mengatakan, Pemerintah Provinsi Bali melalui BPBD Bali melakukan berbagai upaya dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana.
Kolaborasi dan sinergitas antara BPBD dan dunia usaha khususnya pengelola Kawasan Nusa Dua dalam menghadapi bencana ini diharapkan mampu menjadikan Bali khususnya Nusa Dua menjadi percontohan. Dimana dunia usaha telah siap untuk selamat. Hal ini tentunya terbukti dengan telah dikantonginya Sertifikat Kesiapsiagaan Bencana (SKB) oleh seluruh tenant di kawasan ini, sehingga tetap menjadi pilihan dalam penyelenggaraan kegiatan nasional maupun internasional. Demikian disampaikannya saat Latihan Lapangan Penanggulangan Bencana Alam Gempa Bumi Berpotensi Tsunami di Kawasan Nusa Dua beberapa waktu lalu.
Kegiatan simulasi ini bertujuan untuk mengoptimalkan pelaksanaan Keputusan Gubernur Bali Nomor 434/04-G/HK/2021 tentang Hari Simulasi Bencana. Adapun dalam kegiatan ini dihadiri delegasi dari Kementerian Pertahanan Jepang. Dalam kegiatan simulasi ini, pengelola Kawasan Nusa Dua juga melibatkan seluruh tenant kawasan dengan melakukan 2 metode evakuasi yaitu horizontal dan vertikal. Bagi tenant yang tidak memiliki bangunan dengan ketinggian di atas 12 meter, evakuasi yang dilakukan secara horizontal menuju titik teraman. Sementara bagi tenant yang memiliki bangunan dengan ketinggian di atas 12 meter/4 lantai, evakuasi dilakukan secara vertikal.
General Manager The Nusa Dua, I Gusti Ngurah Ardita menyampaikan, pelaksanaan simulasi penanggulangan bencana alam gempa bumi berpotensi tsunami ini mendukung rencana kerja selaku pengelola kawasan dalam kesiapsiagaan bencana gempa bumi dan tsunami. "Kami juga menyambut kunjungan langsung dari Kementerian Pertahanan Jepang untuk memonitor secara langsung kegiatan latihan lapangan ini serta meninjau Command Center ITDC sebagai pusat komando pengamanan kawasan," ujar Ardita.
Selain kegiatan latihan lapangan ini, pada Rabu, 25 Oktober 2023 ITDC juga terlibat dalam kegiatan TTX Indian Ocean Wave Exercise 2023 (IOWave23) yang digelar oleh UPT BMKG yang dilakukan serentak di beberapa wilayah di Indonesia sebagai kegiatan latihan rutin simulasi tsunami.
IOWave23 merupakan latihan sistem peringatan dini tsunami yang diselenggarakan setiap 2 tahun sekali dan diikuti oleh seluruh negara di pesisir Samudra Hindia dengan tujuan melatih kesiapsiagaan peringatan dini dan tsunami dari Tsunami Service Provider (TSP) Australia, India, dan Indonesia.
“Kami mengapresiasi kolaborasi dan kerjasama ini baik dengan TNI/Polri, BPBD Bali maupun BMKG. Kegiatan ini sangat bermanfaat dan menjadi salah satu bentuk sosialiasi pengurangan risiko bencana dan penyelamatan diri dari potensi ancaman bencana, sehingga para pekerja di kawasan bisa lebih peduli tentang ancaman terhadap bahaya dan meminimalisir jatuhnya korban akibat bencana," imbuhnya.