balitribune.co.id | Gianyar - Beragam sorotan menuai benvana kebakaran yang melanda Pasar Ubud untuk kedua kalinya. Meski sempat diragukan, Pemkab Gianyar memastikan semua sarana mitigasi bencana kebakaran yang ada dalam kondisi aktif.
Keraguan tentang fungsi mitigasi ini berawal dari pengakuan sejumlah pedagang yang menyaksikan awal mula kebakaran. Disebutkan, awalnya api kecil. Api kecil itu sudah sempat coba dipadamkan pakai APAR oleh petugas keamanan. Entah karena panik petugas keamanan malah menjauh karena api dengan cepat membesar. Sejumlah pedagang ditemui saat melihat kondisi pasar pasca kebakaran, Minggu (18/8) siang mengungkapkan, saat kebakaran terjadi tidak ada kucuran air yang otomatis menyembur dari smoke detector atau pendeteksi asap dalam gedung. Warga menyayangkan bangunan Pasar megah itu kurang dilengkapi mitigasi yang layak. Padahal peresmian pasar oleh Gubernur Bali Wayan Koster dilakukan pada 5 April 2023 lalu, baru setahun lebih sedikit.
Pasca kebakaran, Pemkab Gianyar menggelar rapat di Kantor Bupati Gianyar, Minggu (18/8). Sekdakab Gianyar Dewa Alit Mudiarta menyebutkan, terkait isu yang beredar, katanya hidran tidak menyala, springker tidak menyala terbantahkan. Karena dari kesaksian pihak security serta kepala pasar bahwa yang pertama terjadi alarm sudah berbunyi sudah sesuai prosedur, springker juga hidup nyala. "Hidran juga kita lihat dari video memang hidran itu sudah aktif, sudah berfungsi cuman saat PLN memastikan listrik, mungkin ada kesalahan teknis Genset tidak menyala. Akibatnya, mesin pompa itu tidak berfungsi," ungkapnya.
Setelah lakukan pengkajian dari dinas PUPR, tegasnya, semua sarana mitigasi dalam keadaan aktif dan berfungsi. "Kita tunggu juga dari pihak kepolisian bagaimana hasil olah TKP-nya," tegasnya. ata