Jawab Keluhan Wisatawan, Pembangunan Kereta Bawah Tanah Diawali Upacara Ngeruwak | Bali Tribune
Bali Tribune, Minggu 06 Oktober 2024
Diposting : 4 September 2024 19:51
YUE - Bali Tribune
Bali Tribune / KERETA - Peletakan batu pertama pembangunan kereta bawah tanah Bali dilakukan oleh Penjabat Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya di Sentral Parkir Kuta, Badung, Rabu (4/9)

balitribune.co.id | Kuta - Kemacetan yang terjadi di sejumlah pusat kegiatan kepariwisataan di Bali kerap dikeluhkan wisatawan. Pemerintah pun mengupayakan solusi mengatasi kemacetan di kawasan-kawasan pariwisata terutama di Bali Selatan dengan menghadirkan transportasi massal berbasis kereta. Saat ini Bali Urban Subway atau kereta bawah tanah di Bali telah melalui tahap Upacara Ngeruwak sebagai tanda awal dimulainya proyek tersebut bertempat di Sentral Parkir Kuta, Badung, Rabu (4/9). 

Ngeruwak adalah sebuah prosesi umat Hindu Bali kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, memohon anugerah dan lindungan-Nya sekaligus menghaturkan doa kepada alam agar pembangunan proyek Bali Urban Subway berjalan dengan lancar. Upacara Ngeruwak ini kemudian disertai dengan membersihkan pekarangan, lalu mengukur lahan. 
 
Adapun peletakan batu pertama dilakukan oleh Penjabat Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya diiringi doa yang dipimpin oleh Ida Ratu Peranda Geriya Gulingan. Kolaborasi strategis Proyek Bali Urban Subway ini terwujud atas inisiasi Pemerintah Provinsi Bali yang kemudian ditindaklanjuti oleh PT Sarana Bali Dwipa Jaya (SBDJ) yang berkolaborasi dengan PT Bumi Indah Prima (BIP) untuk membangun sarana angkutan umum massal berbasis kereta di Pulau Bali. 
 
Dalam pelaksanaannya, PT SBDJ telah menetapkan PT Indotek sebagai kontraktor utama bersama China Railway Construction Corporation (CRCC) yang akan bekerja sama dengan kontraktor lokal PT Sinar Bali Bina Karya (Sinar Bali).
 
Ari Askhara, Direktur Utama PT SBDJ mengatakan, rencana pengembangan proyek kereta bawah tanah ini akan dibangun dalam empat fase. Fase 1 yakni Bandara I Gusti Ngurah Rai - Kuta Sentral Parkir - Seminyak - Berawa -Cemagi sepanjang 16 Km. Fase 2 yakni Bandara I Gusti Ngurah Rai - Jimbaran - Unud - Nusa Dua sepanjang 13,5 Km. Fase 3 yakni Kuta Sentral Parkir - Sesetan - Renon - Sanur. Fase 4 yakni Renon - Sukawati - Ubud.
 
Ari juga mengatakan, pembangunan fase Bandara Ngurah Rai ke Kuta Sentral Parkir ditambah keseluruhan fase 2 diharapkan dapat selesai pada akhir kuartal kedua tahun 2028 dan untuk keseluruhan fase 1 dan fase 2 akan beroperasi penuh pada akhir 2031. "Fase 1 memang diperkirakan akan lebih lambat dikarenakan kondisi bawah tanahnya adalah berbatu keras. Sedangkan, fase 2 kondisi tanah adalah kapur atau aluvial sehingga akan lebih cepat dan mudah proses pengeborannya. Total nilai investasi untuk kedua fase pertama mencapai USD 10,8 miliar dan untuk keseluruhan empat fase adalah USD 20 miliar," beber Ari.
 
Kata dia, proyek ini mengedepankan konsep pembangunan berkelanjutan yang sejalan dengan nilai-nilai Tri Hita Karana, yaitu menjaga keseimbangan hubungan dengan Sang Pencipta, sesama manusia, dan alam. "Dalam mewujudkan komitmen ini, Bali Urban Subway akan menggunakan konstruksi infrastruktur bawah tanah yang dinilai paling sesuai dengan kondisi geografis dan budaya Bali, serta menjaga keasrian lingkungan," ujarnya.
 
Sehubungan dengan kekhawatiran masyarakat mengenai potensi gangguan pada sumur pipa bor air tanah akibat pelaksanaan proyek ini, khususnya pada ruang bawah tanah Managing Director PT SBDJ, Pasek Senjaya menginformasikan akan bekerja sama dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) untuk meningkatkan kapasitas sistem penyediaan air minum kepada rumah-rumah di sekitar jalur pembangunan Bali Urban Subway ini. Selain itu akan dilakukan perluasan jaringan pipa primer serta sekunder secara bersamaan dengan pembangunan terowongan.
 
“Langkah ini akan memastikan masyarakat tetap mendapatkan akses ke air bersih, membantu mencegah penurunan muka air tanah, dan pencemaran. Upaya ini juga akan mencegah potensi kebocoran distribusi pipa air bersih, sehingga distribusi menjadi lebih efisien dan optimal,” ungkap Pasek.
 
Bali Urban Subway diharapkan tidak hanya memberikan solusi transportasi, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat Bali, serta menjadi warisan berharga bagi generasi mendatang. Proyek ini adalah wujud komitmen untuk membangun Bali yang lebih baik, modern, dan berkelanjutan.