BALI TRIBUNE - Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta didampingi Kepala Dinas Lingkungan Hidup Gede Suarjana, akhir pekan lalu menghadiri rangkaian kegiatan ritual ngaben secara bersama-sama (massal,red) di Desa Pakraman Joanyar Kajanan, Kecamatan Banjar, Buleleng.
Pada kesempatan tersebut, Wagub Sudikerta mengapresiasi semangat masyarakat dalam melaksanakan ngaben yang dilaksanakan secara massal. Menurut Sudikerta, ritual ngaben sujatinya adalah, proses pengembalian unsure Panca Mahabhuta di alam besar ini dan mengantarkan Atma (Roh) ke alam Pitra dengan memutuskan keterikatannya dengan badan duniawi.
Dikatakannya, dengan memutuskan kecintaan Atma (Roh) dengan dunianya, Ia akan dapat kembali pada alamnya, yakni alam Pitra. “Saya mengapresiasi pelaksanan Ngaben Masal yang dilaksanakan di Desa Pakraman Joanyar Kajanan ini, karena dilaksanakan secara bersama-sama dan sekaligus akan dapat meringankan biaya yang dikeluarkan,” Kata Sudikerta.
Ditambahkan Sudikerta, pelaksanaan ritual dan rangkaiannya bagi arwah leluhur merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh umat Hindu di Bali sebagai bentuk bhakti, penghormatan dan membayar hutang sebagai anak yang telah dibesarkan oleh para leluhur sebagaimana ajaran Tri Rna.
“Kita harus mengetahui juga apa tujuan yadnya yang kita laksanakan. Jangan hanya “Nak Mule Keto”, sudah seharusnya kita paham dan mengerti akan yadnya yang kita laksanakan. Karena yadnya akan memerlukan biaya yang tidak sedikit, agar jangan sampai mubasir karena ketidak tahuan kita,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Sudikerta juga mengingatkan agar masyarakat Bali dalam melaksanakan upacara baik itu upacara pitra yadnya, manusa yadnya maupun dewa yadnya hendaknya dilaksanakan secara tulus iklas, tanpa harus mengutamakan gengsi yang berlebihan.
Hal ini ungkap Sudikerta dimaksudkan agar tidak memunculkan persaingan individual baik dalam tingkat bebantenan maupun yang lainnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Karya Ngaben Bersama Desa Pakraman Joanyar, Wayan Tama dalam laporannya mengucapkan terimakasih atas kehadiran Wagub Sudikerta. Menurut Dia kehadiran Wagub wujud kepedulian pemimpin terhadap masyarakatnya.
Lebih lanjut dalam laporannya Wayan Tama menyebutkan, prosesi ritual lima tahunan ini diikuti oleh 167 peserta. Adapun peserta dimaksud terdiri dari, 64 sawa,ngerapuh 70 peserta, mesangih 13 orang, 16 pasang ikut ritual mekala-kalaan dan sisanya sebanyak 4 orang ikut ritual ngelungah.
Adapun biaya yang ditanggung masing-masing peserta adalah, Rp 3,3juta. Terkait jadwal, puncak karya ritual ngaben bersama di Desa Pakraman Joanyar Kajanan Kecamatan Banjar, Buleleng ini adalah, rahina Redita Pon Prangbakat atau Minggu (2/7) kemarin.