BALI TRIBUNE - Menjelang pelaksanaan pujawali (piodalan) di Pura Dang Kahyangan Rambutsiwi, Desa Yehembang Kangin, Mendoyo, berbagai persiapan telah dilakukan oleh pihak Pangempon dan para Pemangku.
Menurut pelaksana harian Klian Samania Pengempon Pura Dang Kahyangan Rambutsiwi, I Gusti Made Sedana , pujawali di Pura Dang Kahyangan ini digelar setiap enam bulan sekali.
Ia menerangkan pujawali akan digelar selama lima hari yakni di mulai sejak rahina Buda Umanis Menail atau Rabu (28/6) lalu hingga rahina Redita Pon Prangbakat atau Minggu (2/7) lalu. Jelang puncak karya yang jatuh pada rahina Buda Umanis Prangbakat atau Rabu (5/7) besok, pihak panitia upakara menjadwalkan prosesi di pura itu berlangsung hingga Minggu (9/7) nanti.
“Berbagai persiapan telah dilakukan sejak beberapa waktu lalu dimana didahului dengan rapat pihak pengempon pura dan para pekandel untuk membentuk panitia pujawali,” terang Gusti Sedana.
Lanjut dikatakan Gusti Sedana, setelah terbentuknya kepanitiaan pujawali, selanjutnya pihak panitia akan menyiapkan segala sesuatunya terkait pelaksanaan pujawali termasuk menyusun rangkaian (dudonan) Pujawali.
Dijelaskannya, rangkaian pujawali itu diawali dengan pelaksanaan Matur Piuning yang bermakna sebagai ritual permakluman dan dilanjukan Nunas Tirtha di beberapa Pura Kahyangan Jagad yang ada di Bali temasuk nunas Tirtha di Segara (Laut) Rambutsiwi.
Nunas tirta kali ini bersamaan dengan dilaksanakannya ritual pecaruan pamehayu segara yakni ngaturang pakelem berupa ayam dan bebek warna hitam sebagai ritual kurban kepada Dewa Wisnu dan Dewa Baruna selaku Dewa penguasa lautan.
Dipimpin Jro Mangku Suardana selaku pemangku Pura Tirtha dan Segara Dang Kahyangan Rambutsiwi. Setelah semua Tirtha dari beberapa Pura Kahyangan Jagad terkumpul, kemudian Tirtha tersebut disemayamkan di Pura Taman Dang Kahyangan Rambutsiwi.
Sehari menjelang pembukaan pujawali Selasa (4/7) besok, tirta tersebut menurutnya akan digunakan sebagai pesucian Ida Bhatara Sesuhunan sebagai manifestasi Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang distanakan di Pura Dang Kahyangan Luhur Rambutsiwi.
Keseokan harinya, tepat hari Rabu (5/7) pancawara Umanis wuku Perangbakat akan dilaksanakan ritual puncak Pujawali yang akan dipimpin beberapa Sulinggih (Pendeta) untuk selanjutnya hingga hari Minggu (9/7) pancawara Kliwon wuku Perangbakat.
Selama lima hari itu pula akan digelar persembahyangan bersama dipimpin para Pemangku dari masing-masing Perahyangan yang ada di Pura Dang Kahyangan Rambutsiwi.
Disebutkannya di kawasan Pura Dang Kahyangan Rambutsiwi terdapat sebanyak sembilan Perahyangan dan runtutan persembahyangan pada umunnya diawali dari Pura Pesanggrahan yang terletak di sisi Selatan jalan nasional Denpasar-Gilimanuk.
Persembahyangan selanjutnya di Pura Taman, kemudian di Pura Penataran, Pura Goa Dasar, Pura Tirtha lan Segara, Pura Melanting, Pura Pasimpangan Gading Wani, Pura Pasimpangan Dalem Ped hingga terakhir di Pura Luhur.
Pujawali akan diakhiri Minggu ini dengan ritual Penyineban yang diiringi pementasan tarian Topeng Sidhakarya dan Pependetan tepat pada pukul 00.00 Wita.
Dijelaskannya Pura Dangkahyangan Rambutsiwi merupakan salah satu Pura Kahyangan Jagad di Pulau Bali, sehingga yang melakukan persembahyangan tidak hanya umat Hindu yang ada di Jembrana melainkan banyak umat Hindu dikabupaten/kota lainnya di Bali yang datang.
Kendati demikian, pihaknya memastikan prosesi di pura itu akan dilangsungkan secara sederhana dengan tingkatan Madya dengan upakara Banten Pulagembal. Menurutnya apabila Pujawali jatuh bertepatan dengan hari bulan Purnama barulah akan dilaksanakan Pujawali pada tingkat Utama.