BALI TRIBUNE - Hingga saat ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), lembaga jasa keuangan termasuk BPR dan perusahaan asuransi di Provinsi Bali tetap gencar melakukan sosialisasi dan edukasi gemar menabung untuk seluruh lapisan masyarakat.
“Sekarang ini sudah ada program tabungan simpanan pelajar (Simpel), di mana setiap bank, BPR dan bank umum itu masuk ke sekolah-sekolah mengajak anak-anak sekolah untuk ikut menabung di tabungan simpanan pelajar,” jelas Kepala OJK Regional 8 Bali dan Nusra, Zulmi, di Denpasar.
Menurutnya, di Bali perkembangan Simpel tersebut cukup berhasil. Program ini disambut antusias dan telah dimanfaatkan oleh pelajar di Bali. Tahun 2016 disebutkan Zulmi program Simpel ini sudah mencapai 50 ribu rekening. “Sampai April 2017 ini hampir 60 ribu rekening,” sebutnya.
Pihaknya menargetkan, hingga akhir tahun 2017 program ini mencapai 70 ribuan rekening. “Artinya masyarakat desa pun sudah memanfaatkan jasa perbankan ini untuk menyimpan uangnya maupun untuk memperoleh modal usaha,” ujar Zulmi.
Dikatakannya, tingginya kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan jasa perbankan ini dikarenakan setiap pelosok di Bali tersedia pelayanan perbankan terutama Bank Perkreditan Rakyat (BPR). “Kita punya 137 BPR yang ada di Provinsi Bali tersebar di seluruh pelosok dan juga bank umum memiliki kantor-kantor cabang di seluruh pelosok di Bali,” katanya.
Lanjut Zulmi mengungkapkan, dari hasil survey pada tahun 2016 menunjukkan tingkat penggunaan rekening perbankan maupun asuransi dan lembaga keuangan lainnya di Bali sudah mencapai 76 persen. Angka tersebut melampaui target nasional sekitar 75 persen pada tahun 2019.
“Artinya di Bali sudah melampaui target nasional, karena di Bali masyarakatnya sudah terbiasa memanfaatkan lembaga jasa keuangan. Tentunya peran dari lembaga jasa keuangan dalam melakukan sosialisasi dan edukasi ini sangat besar sekali sehingga masyarakat kita semakin percaya akan lembaga keuangan formal di sekitarnya,” imbuhnya.