Judo Bali Makin Berpeluang Raih Medali Emas PON | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 November 2024
Diposting : 20 December 2017 19:25
Djoko Purnomo - Bali Tribune
pelatnas
Nengah Sudiartha

BALI TRIBUNE - Peluang untuk meraih medali emas bagi judoka Bali di ajang PON XX/2020 di Papua kian terbuka jika regulasi yang dibahas dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pengurus Pusat PJSI, 16 Desember lalu, benar-benar diterapkan pada hajatan empat tahunan tersebut.

Tak hanya medali emas, namun juga medali lainnya seperti perak atau perunggu sangat berpeluang didulang oleh judoka-judoka Bali yang diturunkan di PON mendatang.

“Dalam rakernas di tengah-tengah kejurnas lalu, memang sempat diusulkan jika pada PON XX/2020 di Papua nanti hanya satu judoka dari daerah yang hanya boleh turun di satu kelas. Namun semua itu sampai sekarang ini belum ada keputusan pastinya,” ujar Wakil Ketua Umum Pengprov PJSI Bali, Nengah Sudiartha, di Denpasar Selasa (19/12).

Regulasi yang diusulkan pada rakernas tersebut memang berbeda dibanding regulasi yang digunakan saat PON XIX/2016  Jawa Barat (Jabar), dimana regulasinya satu kelas boleh turun 2 judoka untuk satu daerah.

Secara teknis saat pertandingan di PON Papua jika benar regulasi itu diterapkan bakal menguntungkan Bali, karena selama ini ada beberapa daerah kuat seperti DKI Jakarta dan Jabar sering memiliki dua judoka yang lolos ke final dan terjadi all final. Tapi jika regulasi satu judoka dari satu daerah yang boleh turun di kelas yang sama, maka hal itu tak akan terjadi.

“Imbas positifnya bagi Bali maka Bali bisa mencuri medali emas itu, ketika tidak lagi terjadi pertai final hanya oleh judoka satu daerah. Tapi kami kan tidak bisa hanya memikirkan hal itu saja, karena dampak negatifnya maka generasi judoka yang harusnya bisa lolos PON, akhirnya gagal karena seniornya sudah lolos lebih dulu di kelas yang sama,” terang Sudiartha.

Dengan demikian, maka pembinaan jangka panjang terutama untuk generasi judoka terutama untuk pelatnas atau tim nasional Indonesia, bakal sulit. Hal inilah dimintanya untuk dipertimbangkan.

“Kenapa tidak ditambah saja kuota judoka lolos PON di satu kelas dari 8 judoka menjadi 16 judoka. Soalnya di Asian Games satu kelas yang berlaga 16 judoka atau di Olimpiade satu kelas bertanding 32 judoka. Ini kan lebih bagus,” tutup Sudiartha.