BALI TRIBUNE - Putu Yudiatmika terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum Pengprov Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Bali pada Musprov yang digelar di Gedung Graha Satwa Guna Denpasar, Minggu (24/12) lalu.
Pada Musprov yang dibuka Ketum KONI Bali Ketut Suwandi itu, hanya muncul satu nama calon, yakni Putu Yudiatmika sehingga para peserta secara aklamasi mempercayakan kepadanya sebagai Ketua Umum FPTI Bali periode 2017-2021 menggantikan AA Bagus Adhi Mahendra Putra SH, yang karena kesibukannya sebagai anggota DPR RI tak bersedia dicalonkan kembali.
Usai terpilih secara aklamasi sebagai ketua umum, Putu Yudiatmika yang juga Bidang Hukum dan Etika KONI Bali mengatakan, konsolidasi organisasi di tubuh FPTI Bali perlu terus ditingkatkan.
“Program kerja saya salah satunya adalah bagaimana ke depan konsolidasi organisasi antar-pengurus di tubuh FPTI Bali kian solid. Sebab, melalui kepengurusan yang solid maka prestasi lebih baik akan kita capai,” ujar Yudiatmika.
Lebih lanjut dia mengatakan, panjat tebing masuk grade B, dan mendapatkan alokasi dana dari Kementerian Pemuda dan Olahraga secara nasional senilai Rp7,5 miliar. Dana tersebut, lanjut Yudi, didrop melalui pengurus pusat induk organisasi panjat tebing.
Karenanya, menurut dia, program lainnya dari FPTI Bali 2017-2021, adalah memberdayakan pelatih-pelatih panjat tebing melalui program kepelatihan, yang dananya dari Kemenpora tersebut.
“Kami akan lakukan itu (pelatihan pelatih) dengan mendatangkan pelatih nasional ke Bali, pesertanya boleh juga dari pelatih FPTI provinsi lain di Indonesia. Setelah mampu mencetak pelatih handal, maka selanjutnya adalah menjaring atlet-atlet panjat tebing potensial masa depan Bali,” katanya.
Sebelumnya, Ketua Umum KONI Bali Ketut Suwandi saat membuka musprov, mengatakan cabor hendaknya tidak menggunakan atlet luar Bali dalam meraih prestasi, tak terkecuali cabor panjat tebing. Sebaliknya, Suwandi berharap agar FPTI Bali memberdayakan potensi atlet lokal Bali.
“Bali memiliki potensi atlet sangat banyak, termasuk atlet panjat tebing. Tinggal bagaimana pengurus cabor menggali potensi dan melahirkan prestasi di tingkat nasional bahkan internasional. Inilah tugas pengurus cabor. Jadi jangan lagi ada cabor mendatangkan atlet luar Bali untuk meraih prestasi semu di tingkat daerah,” ujar mantan Ketum KONI Badung itu.