Agriculture Working Group G20, "Applause" Gubernur Bali Terapkan Pertanian Organik | Bali Tribune
Bali Tribune, Minggu 01 Desember 2024
Diposting : 27 September 2022 20:25
YUE - Bali Tribune
Bali Tribune / Gubernur Bali Wayan Koster
balitribune.co.id | JimbaranKeseriusan Gubernur Bali, Wayan Koster mewujudkan 30 Ribu Hektar Sawah dan 154 Ribu Hektar Perkebunan di Pulau Bali sudah mencapai organik mendapatkan sambutan tepuk tangan dari delegasi Global Forum On Digital Agriculture Transformation In Accelerating Women And Youth Entrepreneurship yang hadir dalam rangkaian pertemuan Agriculture Working Group G20 pada, Selasa (Anggara Umanis, Wayang) 27 September 2022 di Jimbaran, Badung. 
 
Dihadapan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan puluhan delegasi Agriculture Working Group G20, Gubernur Wayan Koster mengucapkan selamat datang di Pulau Bali yang merupakan Pulau Dewata dengan memiliki kekayaan, keunikan, keunggulan Adat Istiadat, Tradisi, Seni Budaya, dan Kearifan Lokal Bali yang menjadi fundamental kehidupan masyarakat Bali termasuk di bidang pertanian. “Global Forum on Digital Agriculture Transformation in Accelerating Women and Youth Entrepreneurship merupakan suatu kepercayaan Kami di Provinsi Bali, sekaligus ikut mendorong pemulihan pariwisata dan perekonomian Bali pasca terdampak pandemi Covid – 19,” ujarnya. 
 
Meningkatkan pertumbuhan perekonomian Bali pasca-terdampak pandemi Covid-19, Gubernur Wayan Koster dengan tegas menyatakan Bali yang selama ini bergantung di sektor pariwisata telah dievaluasi total untuk melakukan transformasi ekonomi Bali melalui konsep Ekonomi Kerthi Bali dengan 6 Pilar Perekonomian Bali yang menjadi sektor unggulan, diantaranya meliputi : 1) Sektor Pertanian dalam arti luas dengan Sistem Pertanian Organik; 2) Sektor Kelautan dan Perikanan; 3) Sektor Industri Manufaktur dan Industri Berbasis Budaya Branding Bali; 4) Sektor Industri Kecil Menengah (IKM), Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Koperasi; 5) Sektor Ekonomi Kreatif dan Digital; 6) Sektor Pariwisata yang berbasis budaya secara berkualitas dan bermartabat.
 
Khusus di sektor pertanian, Gubernur Koster dengan gagasannya tengah gencar menyelenggarakan Sistem Pertanian Organik yang diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2020, dengan mencapai hasil 30 ribu Hektar sawah di Bali sudah menerapkan Sistem Pertanian Organik dan sampai bulan Desember tahun 2022 Kami menargetkan 40 ribu Hektar sawah di Pulau Dewata sudah organik. “Bali juga memiliki 200 ribu perkebunan yang menghasilkan buah–buahan dan sayur–sayuran, dimana 154 ribu Hektarnya sudah organik,” kata mantan peneliti di Balitbang Depdikbud Republik Indonesia ini yang mendapatkan applause delegasi.
 
Untuk itu, Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini menyatakan akan menuntaskan kekurangannya menuju organik di tahun 2023. “Kami bertekad, Bali semuanya harus total menerapkan Sistem Pertanian Organik menuju Pulau Organik agar menghasilkan pangan yang sehat, berkualitas, serta tidak menimbulkan polusi atau merusak lingkungan. Sehingga ekosistem alam di Bali akan terjaga dengan baik,” tambahnya.
 
Gubernur Bali juga menegaskan sangat berkeinginan mendapatkan masukkan dari forum internasional ini untuk memajukan Pertanian Bali agar menjadi Pertanian yang modern sekaligus juga tangguh, hingga membuat Bali mampu berdiri diatas kaki sendiri atau Berdikari dalam bidang Ekonomi sekaligus juga memelihara budaya dengan kearifan lokalnya dibidang pertanian yang sangat terkenal seperti Subak serta tradisi pertanian lainnya yang telah menjadi warisan adi luhung. 
 
“Terimakasih kepada peserta yang telah berkunjung ke Bali, selamat mengikuti Global Forum On Digital Agriculture Transformation In Accelerating Women And Youth Entrepreneurship dalam rangkaian pertemuan Agriculture Working Group G20 agar berjalan lancar serta sukses. Dengan keramahtamahan alam, masyarakat serta budaya Bali, Saya ucapkan selamat menikmati destinasi wisata dunia di Pulau Bali,” pungkas orang nomor satu di Pemprov Bali.
 
Sementara Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengajak delegasi negara-negara G20 yang hadir dalam Forum on Digital Agriculture Transformation in Accelerating Women and Youth Entrepreneurship membangun sistem pertanian dan pangan yang berkelanjutan, mempromosikan perdagangan yang adil dan transparan, serta mendorong kewirausahaan yang inovatif melalui pertanian digital untuk meningkatkan taraf hidup petani di pedesaan di dalam mengatasi krisis pangan.