
balitribune.co.id | Mangupura - Sejumlah pelajar dari kalangan penyandang disabilitas memamerkan hasil karyanya berupa produk kerajinan dan lainnya saat Pameran Keterampilan di SLB Negeri 1 Badung, Kamis (19/6). Hal ini sebagai upaya meningkatkan keyakinan para orangtua bahwa putera puteri mereka yang memiliki keterbatasan fisik mampu menghasilkan berbagai produk sesuai keahliannya. Sehingga para orangtua yang mempunyai anak-anak berkebutuhan khusus tersebut tidak ragu menyekolahkan anak-anaknya di Sekolah Luar Biasa (SLB). Pasalnya, dengan mengikuti pendidikan di SLB bagi anak-anak dengan keterbatasan fisik akan mendapat hak yang sama terkait pendidikan dengan anak-anak normal.
Berbagai hasil kreativitas anak berkebutuhan khusus ditampilkan di SLB Negeri 1 Badung ini akan mendorong para orangtua mempercayakan anak-anaknya mengenyam pendidikan meskipun memiliki keterbatasan fisik. Dengan melihat secara langsung hasil karya peserta didik di SLB tersebut, pihak sekolah berharap, kesadaran masyarakat dan orangtua terhadap pentingnya hak disabilitas untuk mengenyam pendidikan.
Beragam produk-produk kerajinan tangan yang ditampilkan ini dibuat oleh siswa-siswi dari jenjang SMPLB dan SMALB dengan berbagai jenis ketunaan meliputi tunagrahita, autis, tunarungu, tunadaksa, dan tunanetra. Salah seorang siswa berkebutuhan khusus di SLB Negeri 1 Badung, Muhammad Soleh memiliki kemampuan di bidang desain grafis. Ia tertarik menekuni desain grafis karena dibimbing oleh guru di sekolahnya selama 2 tahun.
Ia membuat desain gambar sesuai permintaan pelanggannya yang nantinya akan dicetak di mug dengan metode sablon digital yang dijual seharga Rp 35 ribu, gantungan kunci dan pin. "Setelah lulus sekolah, saya belum kepikiran untuk melanjutkan atau bekerja," ujar Muhammad Soleh siswa kelas 10 yang akan naik ke kelas 11.
Siswa/siswi lainnya juga menghasilkan karya berupa kerudung, slayer, pakaian, kerajinan kayu, sablon digital, kecantikan dan sebagainya. Kepala SLB Negeri 1 Badung, Ni Nyoman Suwastarini mengatakan, dari jumlah pelajar di sekolah setempat, terdapat 60 orang anak yang terampil. Pameran keterampilan ini untuk memfasilitasi harapan siswa/siswi SLB untuk mempromosikan potensi dan bakat kreativitas yang dimiliki.
"Kita berusaha memberikan keterampilan yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Misal jika anak hanya mampu membuat keterampilan jalinan tali, kita buat dia membuat sebuah produk yang berbasis jalinan tali seperti gantungan kunci. Kemudian anak yang terampil bisa menggunakan alat yang tajam seperti produk kayu, kita akan berikan kesempatan mengembangkan sampai batas kemampuannya, sehingga produknya ada, bahkan ikut lomba kriya kayu," jelasnya.