BI Digital Goes to School Hadir di SMA Dwijendra | Bali Tribune
Diposting : 7 August 2019 11:53
Arief Wibisono - Bali Tribune
Bali Tribune/ SMA - Program "BI Mengajar" yang diselenggarakan di SMA Dwijendra Denpasar, Selasa (6/8).
balitribune.co.id | Denpasar - Sebagai bentuk sumbangsih Bank Indonesia terhadap kemajuan dunia pendidikan, sekaligus menjadi bagian dari rangkaian pelaksanaan peringatan HUT Bank Indonesia ke-66 dan HUT Republik Indonesia ke-74, Bank Indonesia melaksanakan Program "BI Mengajar" yang diselenggarakan di seluruh wilayah kerja Bank Indonesia.
 
Sesuai dengan tema HUT BI ke-66 yaitu “Bertransformasi Mewujudkan Kontribusi Nyata Bank Indonesia” maka Program Bank Indonesia Mengajar menjadi refleksi dari kontribusi nyata Bank Indonesia melalui kegiatan pengajaran dan berbagi ilmu.
 
Program BI Mengajar dilaksanakan secara serentak baik di Kantor Pusat maupun di Kantor Perwakilan Dalam dan Luar Negeri sejak tanggal 29 Juli hingga 9 Agustus 2019. Di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, program BI Mengajar dilaksanakan di SMA Dwijendra Denpasar, Selasa (6/8).
 
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho menjadi narasumber pada Program Bank Indonesia Mengajar mengangkat tema "Peran Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dalam Digitalisasi Ekonomi dan Keuangan di Indonesia".
 
Di hadapan 500 orang Siswa/i dan Guru SMA Dwijendra, Trisno menjelaskan mengenai tugas dan peran Bank Indonesia sebagai Bank Sentral Republik Indonesia.
 
Lebih lanjut, Trisno menjelaskan transformasi digital yang mempengaruhi sektor sosial dan ekonomi yang berasal dari peningkatan interkonektivitas dari fungsi pekerjaan dan teknologi yang semakin canggih.
 
"Ekonomi digital di Indonesia dikategorikan menjadi tiga. Pertama, On Demand Services yaitu sistem pelayanan yang dikembangkan atas kebutuhan konsumen, seperti GoJek, Grab, Netflix, Spotify, dll.  Kedua, Fintech yang merupakan inovasi pada sektor finansial, seperti GoPay, Ovo, Kredivo, TaniHub, dll. Terakhir, E-Commerce yaitu penyebaran penjualan, pembelian, pemasaran barang dan jasa seperti Tokopedia, Blibli.com, Bukalapak, dll,” jelas Trisno.
 
Untuk pengembangan ekonomi digital, Trisno menerangkan perlunya kolaborasi antar sektor. Pemerintah/regulator membuat instrumen program, regulasi dan kebijakan.
 
Pelaku usaha/masyarakat pengguna (a.l. UMKM) berpartisipasi aktif memanfaatkan digital seperti e-commerce. Industri berkolaborasi sebagai penggerak ekonomi. Research and Development/Inovator melakukan penelitian dan pengembangan inovasi. Sekolah, Universitas, Praktisi/Profesional selaku pencipta dan penumbuh digital talent.
 
Sebagai regulator Sistem Pembayaran, Bank Indonesia dalam mengeluarkan kebijakan mempertimbangkan inovasi dan risiko/kehati-hatian. Penyelenggara Teknologi Finansial dalam bidang Sistem Pembayaran harus mendaftar ke BI dan wajib melaporkan data transaksi dan informasi lainnya ke BI. 
 
“BI juga mengatur perlindungan konsumen dalam teknologi finansial serta menetapkan Virtual Currency bukan alat pembayaran yang sah,” katanya.
 
Melalui Program BI Mengajar ini Trisno mengharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan literasi masyarakat terkait peran dan tugas Bank Indonesia, khususnya dalam menghadapi era digitalisasi ekonomi dan keuangan saat ini. (u)