balitribune.co.id | Denpasar – Belasan Badan Pengurus Daerah Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPD Hipmi) seluruh Indonesia melakukan pertemuan di Bali di masa tatanan kehidupan era baru atau adaptasi kebiasaan baru pasca-pandemi Covid-19 guna mengggairahkan kembali industri pariwisata. Pasalnya, sejak Maret 2020 pariwisata Bali sempat terhenti karena dampak penyebaran wabah global tersebut yang mengakibatkan perekonomian masyarakat pun terpuruk.
Namun di era tatanan kehidupan baru ini pemerintah berkeinginan untuk membangkitkan perekonomian masyarakat Bali dengan membuka kembali sektor pariwisata yang bertahap dan terbatas bagi wisatawan lokal serta domestik. Tahap selanjutnya pada 11 September mendatang direncanakan akan dibuka untuk kunjungan wisatawan asing.
Berdasarkan hal itu pula 12 BPD Hipmi dari seluruh Indonesia melakukan pertemuan di pulau ini dengan berbagai agenda. Ketua Hipmi Bali, Pande Agus Permana Widura di Denpasar, Jumat (7/8) menyampaikan tujuan berkumpulnya BPD Hipmi ini adalah untuk menunjukkan bahwa Bali telah siap menerima kunjungan wisatawan domestik. "Harapannya, wisatawan domestik mau datang ke Bali sebelum nantinya Bali siap dibuka untuk wisatawan mancanegara," ucap mantan Ketua REI Bali ini.
Menurut dia, Badan Pengurus Pusat Hipmi memilih Bali sebagai lokasi untuk melakukan rapat koordinasi. Sesuai arahan Gubernur Bali untuk meningkatkan pariwisata di Bali pada masa pandemi ini. Mengingat 80% penduduk di Bali perekonomiannya bergantung pada pariwisata.
"Kami sebagai Hipmi, pejuang pengusaha melakukan yang terbaik untuk perekonomian di Indonesia. Ada yang sampai zero income di Bali setelah pandemi ini melanda. Khususnya bisnis di bidang perhotelan," ungkap Pande.
Melihat kondisi tersebut, Hipmi kata dia terus bergerak turut berkontribusi menggerakkan ekonomi di Bali khususnya, dan Indonesia pada umumnya. Diharapkan ke depan, Hipmi pusat bisa kembali menunjuk Bali sebagai tuan rumah pada kegiatan Hipmi lainnya. "Sehingga mampu memulihkan kepercayaan diri pengusaha di Bali, apalagi yang dalam posisi terpuruk. Disamping itu juga kami harapkan anggota Hipmi di Bali dan Indonesia, mampu melakukan inovasi dan bertahan dalam situasi sulit ini," katanya.
Ketua OKK BPP Hipmi, Rohalim Boy Sangadji mengaku kegiatan yang dilakukan di Bali sesuai dengan protokol kesehatan. "Ini juga menunjukkan bahwa Bali telah dibuka, dan siap menerima turis kembali walau saat ini masih sebatas turis domestik. BPD Hipmi yang hadir ada dari Jawa, Sumatera, Kalimantan, NTT, NTB, hingga Papua," sebutnya.
Hipmi memilih Bali sebagai tuan rumah, harapannya menjadi contoh bagi turis lokal dan domestik agar bisa membantu menggerakkan pariwisata dan datang kembali ke Bali. "Tentunya dengan kami datang, kamar hotel terisi, belanja dan lain sebagainya. Kalau bisa Rp 20 juta sampai Rp 30 juta lah per orang," imbuhnya.
Ia mengapresiasi perjuangan Hipmi Bali dalam menghadapi situasi ekonomi sulit ini. "Sejak awal Maret 2020, semua pengusaha member Hipmi mulai merasakan dampak pandemi Covid-19 terutama dari sektor UMKM, jasa perhotelan, dan pariwisata yang mengalami kontraksi luar biasa," terang Rohalim.
Ia berharap dalam kondisi ini pengusaha-pengusaha muda mampu bertahan dengan adanya relaksasi oleh perbankan. Mengingat dampak pandemi ini sangat dirasakan di seluruh Indonesia.