balitribune.co.id | Singaraja - Seperti tak ingin mengulang kelalahan pada Pemilu Presiden 2024, PDI Perjuangan merapatkan barisan menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) mendatang. Salah satu strategi yang disebut Ketua DPD PDI Perjuangan Bali Wayan Koster saat rapat konsolidasi di Buleleng, Jumat (3/5) dengan menggandeng partai lain melakukan koalisi. Ia nyatakan itu saat rapat konsolidasi partai dengan sejumlah kader PDI Perjuangan di Buleleng, Jumat (3/5).
Menurut Koster, partainya membuka peluang dengan partai lain untuk membangun koalisi pada Pilkada mendatang baik pemilihan gubernur/wakil gubernur maupum pemilihan Bupati/Wakil Bupati.
"Sudah ada komunikasi dengan partai lain," katanya namun enggan membukannya lebih jauh. Dikatakan, komunikasi dengan partai lain sudah ada namun masih bersifat rahasia.
Sementara itu soal nama-nama yang akan diusung untuk ikut kontestasi pada pilkada mendatang, menurut Koster diserahkan sepenuhnya keputusan DPP. Ketentuan tersebut juga berlaku pada dirinya yang telah yang diusulkan oleh DPC di Bali yang berpasangan dengan Giri Prasta atau Cok Ace.
"Kita tunggu keputusan pusat dari nama-nama yang diusulkan. Nanti pasti ada mekanisme survei dan akan diputuskan DPP," ujar Koster.
Koster juga menyebut bakal calon wakilnya Giri Prasta atau Cok Ace, keduanya dianggap baik dan memiliki kemampuan. Kendati demikian ia mengaku tak memiliki kewenangan memutuskan untuk memilih pasangannya.
"Untuk urusan pasangan mana (Giri atau Cok Ace) saya serahkan ke ketua kami. Untuk pengumuman rekomendasi akhir bulan juli atau awal agustus," terang Koster.
Sementara soal Pilkada Buleleng, Ketua DPC PDI Perjuangan Buleleng Putu Agus Suradnyana mengatakan, hasil penjaringan nama-nama di internal partai terdapat sembilan nama yang diusulkan. Menurut dia sembilan nama tersebut telah diserahkan ke DPP.
"Sembilan nama itu kita usulkan nanti pusat (DPP) yang memproses," kata Bupati Buleleng periode 2012-2022 ini.
Sedang terkait koalisi, Agus Suradnyana mengatakan menyerahkan masalah tersebut ke DPD.