Tabanan, Bali Tribune
Perjalanan spiritual yang dilakukan Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti dengan menghadiri Pemelaspasan Merajan Gede Kebayan Wangaya di Banjar Belimbing Anyar, Desa Belimbing Kecamatan Pupuan, Rabu ( 3/8 ), mempertemukan dirinya dengan Ni Wayan Sri Yuliantari (14) anak yatim yang hidup serba kekurangan. Pertemuan diselimuti keharuan karena anak tersebut langsung menitikkan air mata ketika bertemu Bupati Eka.
Menurut Bupati Eka, pertemuan tersebut mungkin telah diatur oleh yang di atas. Dirinya juga sudah memantapkan tekad untuk menjadikan Sri Yuliantari sebagai anak asuh, dimana biaya pendidikannya akan ditanggung sepenuhnya oleh Bupati Eka. “Saya sebenarnya ingin mengajak Sri tinggal bersama, namun dia menolak karena dia masih mengurus neneknya yang hidup sebatang kara. Tapi saya berjanji akan menjadikan Sri sebagai anak asuh dan membiayai pendidikannya, dan saya menunjuk Pak Camat Pupuan dan salah satu anggota DPRD asal Pupuan yakni Pak Omardani sebagai walinya,” ujarnya.
Ditambahkan, rakyat adalah amanah yang harus bisa kita rangkul dan berikan rasa nyaman. Menurutnya, berbagai acara spiritual yang ditekuninya selama ini telah membuka hatinya untuk senantiasa berbagi kepada sesama terutama bagi mereka yang kurang beruntung, salah satunya warga Pupuan yakni Ni Wayan Sri Yuliantari. Selama ini Sri hanya diasuh oleh neneknya yang sudah renta karena ayah Sri telah meninggal dunia dan ibunya telah menikah lagi. “Saya berpesan kepada Sri agar jangan berkecil hati. Tetap semangat belajar dan menjalani hidup karena dia juga berhak untuk menikmati hidup seperti anak lainnya,” imbuhnya.
Sebelum menghadiri Pemelaspasan Merajan Gede Kabayan Wangaya, Bupati Eka juga melakukan persembahyangan di Pura Luhur Mekori. Menurut Bupati Eka, dirinya terpanggil melakukan persembahyangan karena menurut Pewisik Pemangku setempat, Bupati Eka diharapkan melakukan persembahyangan pada Piodalan Tilem kali ini. "Saya merasa terpanggil untuk melakukan persembahyangan di pura ini, apalagi setelah pemangku setempat mendapat pewisik. Mudah-mudahan dengan persembahyangan rutiin yang dilakukan pada Piodalan Tilem ini, kita semua mendapat berkah serta selalu dituntun di jalan yang benar. Saya juga selalu menjalankan petunjuk alam apalagi bila pemangku sudah mengingatkan, kita tidak boleh main-main," ujarnya.
Terhadap warga Belimbing yang melakukan Pemelaspasan Merajan Gede Kebayan Wangaya, Bupati Eka memberikan apresiasi karena telah mampu mewujudkan bangunan Merajan yang sangat megah meskipun hanya diusung oleh 56 KK. Bupati Eka juga mengajak warga agar terus meningkatkan rasa persaudaraan dan gotong royong agar beban berat bisa terasa ringan. Selain itu warga juga diminta agar bisa memberikan empati kepada warga lain terutama mereka yang kurang beruntung.
Kelihan Merajan I Nyoman Pateng mengatakan Merajan Gede ini disungsung oleh 56 KK yang tersebar di empat desa yakni desa Durentaluh, Karyasari, Sanda serta Desa Belimbing. Merajan ini baru dipugar pertama sekali sejak merajan ini ada. Pemugaran dilakukan secara gotong royong dengan mengeluarkan urunan Rp 10 juta per KK yang dibayar secara nyicil selama 9 bulan.
Menurutnya, selain upacara melaspas, juga akan dilaksanakan upacara mewinten masal dan metatah masal oleh wargi pasemetonan merajan gede Kubayan Wangaya desa Belimbing yang dilaksanakan tangga 15 Agustus mendatang. “Suatu kebanggaan bagi kami karena ibu Bupati telah bersedia meluangkan waktu hadir di tengah-tengah kami bahkan telah berkomitmen untuk membantu salah seorang warga kami yang kurang beruntung untuk menjadi anak asuhnya. Mudah-mudahan niat baik yang dilakukan akan berbuah manis dan menjdi inspirasi bagi warga lainnya,” tandasnya.