
balitribune.co.id | Amlapura - Sampah menjadi persoalan yang sangat pelik yang dihadapi oleh sebagian besar daerah di Bali, tidak terkecuali Kabupaten Karangasem. Menyikapi persoalan serius kebersihan, kesehatan, dan masa depan lingkungan ini, Bupati Karangasem I Gusti Putu Parwata bersama Wakil Bupati Pandu Prapanca Lagosa melakukan berbagai cara, karena menangani persoalan ini tidak bisa hanya mengandalkan perintah administratif dari kantor namun harus turun langsung ke lapangan.
Ditemani jajaran Forkopimda Kabupaten Karangasem, Bupati I Gusti Putu Paarwata turun meninjau langsung Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Butus di Desa Bandem. Kehadiran mereka tidak sekadar melihat-lihat. Ini adalah bentuk nyata komitmen, bahwa pengelolaan sampah harus dipantau secara berkala, disosialisasikan terus-menerus, dan dikerjakan bersama.
“Kita tidak bisa berharap perubahan hanya dari satu kali imbauan. Edukasi lingkungan harus menjadi budaya, dan itu dimulai dari konsistensi pemimpin,” ujar Bupati Parwata. Langkah strategis Pemkab Karangasem dalam menggandeng Forkopimda menjadi simbol kolaborasi lintas sektor. Penanganan lingkungan tidak bisa berdiri sendiri. Dengan melibatkan kepolisian, TNI, kejaksaan, dan unsur vertikal lainnya, pemerintah ingin memastikan bahwa pengawasan dan dukungan terhadap isu kebersihan berjalan menyeluruh hingga ke tingkat desa.
Usai dari TPA, rombongan bergeser ke Desa Bunutan untuk menyalurkan 10 paket sembako kepada para lansia dan warga pra-sejahtera. Bantuan diserahkan langsung, bukan lewat perantara, bukan simbolis. Ini adalah bagian dari pendekatan yang lebih humanis, hadir, mendengar, dan merasakan sendiri kondisi masyarakat.
Kegiatan sore juga dilengkapi dengan peninjauan infrastruktur jalan, khususnya jalur lingkar Amed–Seraya. Beberapa ruas jalan yang mengalami kerusakan ringan hingga sedang menjadi sorotan untuk segera dirancang penanganannya. Bagi Bupati dan Wabup, memperbaiki jalan bukan sekadar memperbaiki fisik, tapi membuka lebih banyak akses bagi ekonomi lokal dan mobilitas warga.
“Pelayanan publik harus menyentuh yang paling dasar, lingkungan yang sehat, jalan yang layak, dan perhatian pada yang paling membutuhkan,” ungkap Wakil Bupati Pandu. Langkah-langkah kecil seperti ini, menyusuri TPA, menyerahkan bantuan, mendengarkan warga, mungkin tak selalu terlihat mencolok. Tapi di situlah esensi dari pemerintahan yang berorientasi pada pelayanan langsung dan berkelanjutan. Kegiatan ini menegaskan bahwa kepemimpinan di Karangasem bukan tentang duduk di balik meja. Tapi tentang menginjakkan kaki di jalan warga, menatap wajah mereka, dan menjawab harapan mereka satu per satu.