Dampak Cuaca Buruk dan Gagal Panen, Harga Cabai di Pasaran Kembali Meroket | Bali Tribune
Diposting : 15 March 2022 07:09
AGS - Bali Tribune
Bali Tribune/ BUMBU - Aktivitas Pedagang Bumbu Dapur di Pasar Amlapura Timur

balitribune.co.id | Amlapura - Dampak cuaca buruk dan gagal panen yang dilami oleh petani cabai memicu terjadinya kenaikan harga cabai di pasaran. Di Pasar Amlapura Timur, Karangasem, harga cabai rawit kualitas super saat ini harganya sudah mencapai Rp 65.000-70.000 perkilonya.

Sejumlah pedagang di Pasar Amlapura Timur, Senin (14/3/2022), mengaku jika kenaikan harga cabe ini mulai terjadi sejak sepekan lalu. Pada Desember 2021 lalu, harga aisempat meroket hingga di kisaran Rp. 90.000 perkilonya, kemudian pada Januari 2022 lalu, harga cabai kembali turun hingga di kisaran Rp 38.000 perkilonya. Namun sejak sepekan lalu, harga cabai kembali merangkak naik hingga 100 persen dikisaran Rp 65.000-70.000 perkilonya.

Sejumlah pedagang mengatakan, naikknya harga cabai ini dipicu oleh gagal panen akibat lahan cabai petani membusuk serta kurangnya pasokan cabe ke pedagang. Ni Nengah Ariani, salah satu pedagang bumbu  dapur, di Pasar Amlapura Timur, kepada media ini mengatakan, jika jenis bumbu dapur yang mengalami kenaikan hanya cabai rawit saja, sedangkan harga jenis bumbu dapur lainnya, seperti bawang merah dan bawang putih relatif masih stabil. “Sekarang cabai kembali naik, kalau yang lainnya seperti bawang merah dan bawang putih relatif masih stabil belum ada lonjakan,” ujarnya.

Diakuinya saat ini dia dan pedagang lainnya mendapatkan pasokan cabe dari luar Karangasem seperti dari Kintamani maupun dari Jawa. Menyusul datangnya Bulan Ramadhan kemungkinan harga cabai dan jenis bumbu dapur serta kebutuhan pokok lainnya akan terus mengalami lonjakan.