Dikeluhkan Petani, Dinas DKP Turun Cek Lahan Subak Tampedeha | Bali Tribune
Diposting : 29 October 2024 19:30
SAM - Bali Tribune
Bali Tribune / SUBAK - Pengecekan kondisi lahan yang kesulitan air di areal Subak Pecala, Kelurahan Bebalang, Bangli.

balitribune.co.id | BangliAdanya keluhan petani terkait kecilnya debit air, Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Bangli bersama instansi terkait (Kepolisian dan TNI) turun melakukan  pengecekan lahan pertanian di Subak Tampedeha, Kelurahan Bebalang. Diketahui, Subak Tampedeha terbagi beberapa tempek seperti Subak Pecala, Subak Uma Tai, Subak Uma Anyar. 

Kepala Dinas PKP Kabupaten Bangli, I Wayan Sarma mengatakan, dampak musim kemarau yang berkepanjangan menyebabkan turunnya debit air, sehingga ada beberapa lahan sawah yang mengalami kesulitan air. “Kami turun lakukan pemantauan ke lapangan bersama kelian subak serta Babinsa, Bhabinkamtibmas. Dari pengecekan, ternyata lahan persawahan yang terdampak tidak luas,” ujarnya.

Berkaitan dengan kesulitan air yang dialami petani di bagian hilir, krama subak yang dimotori Kelian Subak telah sepakat akan melakukan sistem pergiliran atau sistem sorong. Yang mana, wilayah subak yang diprioritaskan dan mana bisa ditunda penyaluran air. “Dengan pola sorong kami berharap tanaman padi yang ada di hilir bisa teraliri air,” kata Wayan Sarma. 

Lanjutnya, pihaknya juga akan menurunkan petugas Penyuluh Lapangan (PPL) serta dibantu petugas Babinkantibmas serta Babinsa, untuk melakukan pengawasan di lapangan. Diharapkan kesepakatan tersebut bisa berjalan sehingga petani di hilir bisa kebagian air. Wayan Sarma menambahkan, pihaknya juga turun tangan bersama tim untuk melakukan gotong royong pembersihan. 

Disinggung adanya kebocoran air, pihaknya mengatakan jika dengan kondisi bendungan dan saluran yang sudah tua, memang kemungkinan itu ada, namun bukan itu yang menyebabkan petani kesulitan air. Namun air semakin mengecil debitnya lantaran imbas musim kemarau berkepanjangan.

Beber Wayan Sarma, subak Pecala memilki luas lahan 19,82 hektar, Subak Uma Tai 23,53 hektar, Subak Siladan 5,35 hektar, Subak Uma Anyar 15,04 hektar dan Subak Talibeng 6,17 hektar. “Tidak benar lahan yang alami kekeringan capai puluhan hektar, lahan persawahan yang sebelumnya kesulitan air kini sudah teraliri,” ungkapnya.