Diseminasi BI Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi Bali 2019 | Bali Tribune
Bali Tribune, Senin 02 Desember 2024
Diposting : 18 March 2019 18:25
Arief Wibisono - Bali Tribune
Bali Tribune/Teguh Setiadi

Bali Tribune, Denpasar - Dalam menjalankan fungsi dan tugasnya selaku bank sentral yaitu menjaga stabilitas nilai tukar, BI juga bertugas mengamati perkembangan ekonomi kedepannya. Untuk menghasilkan proyeksi itu BI melakukan beberapa survei. 

Setiap tahun KPw BI Bali tiap tahunnya melakukan 12 survei yang selama ini bisa dibilang untuk digunakan sendiri dalam memproyeksikan perekonomian suatu daerah. "Namun kemudian alangkah baiknya jika hasil survei ini kita desiminasikan karena sebenarnya hasil survei ini berguna juga bagi stakeholder di provinsi Bali. Apakah itu dari pelaku usaha properti, pariwisata, pedagang eceran dan sebagainya," ujar Kepala Divisi SP PUR, Layanan dan Administrasi BI Bali, Teguh Setiadi disela acara  Diseminasi Hasil Survei Triwulan I 2019, di Gedung BI Bali, Senin (18/3). "Pertumbuhan ekonomi di Triwulan I (pertama) 2019 masih tumbuh positif, namun jika dibandingkan dengan periode sebelumnya mengalami perlambatan. Jadi berdasarkan proyeksi kami pertumbuhannya 6,1 hingga 6,5 persen," ungkapnya.

Diperkirakan selama tahun 2019 semua lapangan usaha akan mengalami perlambatan, secara siklus memang di triwulan pertama arahnya seperti itu, tapi biasanya akan bergerak setelah triwulan pertama

Menurutnya berdasarkan komposisi penggunaan penghasilan konsumsi masih tercatat mendominasi pengeluaran konsumen 59 persen diikuti oleh cicilan atau pinjaman 23 persen dan tabungan 18 persen. “Sementara itu perkiraan perubahan jumlah tabungan pada 6 bulan yang akan datang dibanding saat ini mengalami peningkatan mencapai 112,9 pada Februari 2019, dari 106,4 pada bulan sebelumnya,” katanya.

Sementara itu perkiraan posisi pinjaman atau sisa pinjaman di perbankan atau lembaga keuangan lainnya pada 6 bulan yang akan datang dibandingkan saat ini turun dari 35,1 poin menjadi 292 poin. Menurutnya kondisi tersebut terkonfirmasi dari tren pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) dan kredit di Bali. DPK tercatat tumbuh 8,4 persen pada Januari 2019, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan Januari 2018 yaitu 7,48 persen year on year. Sementara itu jumlah kredit di Bali hingga Januari 2019 tumbuh 5,21 persen year on year atau sedikit lebih rendah dibanding Januari 2018 yang mencapai 6,05 persen year on year.

Teguh menegaskan dari hasil survai konsumen mengindikasikan bahwa tingkat keyakinan konsumen sampai dengan Februari 2019 masih terjaga pada level optimis atau indeks di atas 100, meski mengalami peningkatan yang terbatas pada Februari 2019. Indeks keyakinan konsumen (IKK) tercatat 118,6 poin lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya 117,3 poin. Naiknya IKK terutama bersumber dari meningkatnya salah satu indeks pembentuknya yaitu indeks ekspektasi konsumen tercatat mengalami peningkatan dari 129,2 poin pada Januari 2019 menjadi ratus 34,7 poin pada Februari 2019. “Peningkatan ini didukung oleh ketiga komponen pembentuk yang berada pada level optimis lebih besar 100,” jelasnya.

Sementara, pasokan perhotelan di Bali pada triwulan |V-2018 meningkat sebesar 3% (qtq) atau 5.8% (yoy), yang dikontribusikan oleh pembangunan hotel di daerah Nusa Dua. Pasokan kamar hotel didominasi oleh hotel bintang 4 (45,64%), hotel bintang 5 (37,89%), dan bintang 3 (16,47%).

Dari sisi permintaan, tingkat hunian pada triwulan IV 2018 sebesar 76.72%, jauh lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (54.59%), namun sedikit lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya (78,16%). Membaiknya permintaan terutama dipicu oleh membaiknya perekonomian secara keseluruhan pasca erupsi Gunung Agung. Sementara itu, penurunan permintaan secara triwulanan lebih disebabkan karena periode laporan bukan merupakan Iiburan musim panas di AS dan Eropa. 

Hasil survey juga menunjukkan adanya indikasi penurunan yang bersumber dari praktek zero dollar tourism wisatawan Tiongkok dimana seluruh penyediaan paket tour (termasuk akomodasi) menggunakan perusahaan Tiongkok. Namun demikian. penertiban yang telah dilaksanakan pemerintah daerah Bali diperkirakan akan mengakselerasi kembali kinerja hotel.

Dari sisi harga, pada triwulan lV-2018 terjadi peningkatan harga 21.63% (yoy), seiring dengan pertumbuhan permintaan secara tahunan. Namun demikian, secara triwulanan terjadi kontraksi harga -O,97% (qtq).

Pada tahun 2019 pasokan dan permintaan hotel diperkirakan akan mengalami peningkatan. Hal ini seiring dengan perkiraan membaiknya perekonomian, khususnya sektor pariwisata di tahun 2019 dan mulai melandainya harga tiket pesawat. Pencabutan aturan Pegawai Negeri Sipil (PNS) untuk menggelar rapat di hotel juga diperkirakan akan kembali menggairahkan industri perhotelan di Bali. Di samping itu, pembangunan Trans Studio Bali di Kota Denpasar diharapkan turut mempengaruhi permintaan terhadap hotel-hote| yang berlokasi di sekitar kawasan tersebut.

Pasokan apartemen (baik apartemen strata title dan apartemen sewa) di wilayah Kota Denpasar dan Kabupaten Badung tidak mengalami perubahan semenjak periode 2017. Pada triwulan IV 2018, apartemen strata title tercatat sebanyak 2.423 unit, yang berasal dari 3 tower pengembangan dengan segmen pasar kelas menengah. Sementara itu apartemen sewa tercatat sebesar 141 unit yang berlokasi di Kabupaten Badung.

Dari sisi permintaan, terjadi penurunan penyerapan apartemen yang bersumber dari apartemen sewa. Kumulatif permintaan apartemen strata title di wilayah Kota Denpasar dan Kabupaten Badung pada triwulan |V-2018 adalahsebanyak 1.782 unit, dengan rata-rata tingkat penjualan 73,52%. Tidak ada perubahan tingkat penjualan sejak setahun terakhir, dikarenakan tidak terjadinya penyerapan unit pada proyek-proyek yang ada.

Sementara itu, kumulatif permintaan apartemen sewa tercatat sebesar 86 unit dengan rata-rata tingkat hunian sebesar 61.28% atau menyisakan 55 unit yang belum tersewakan. Terjadi penurunan tingkat hunian sebesar 5,05% dibanding triwulan lalu, seiring preferensi wisatawan pada apartemen sewa yang sangat rendah, dan cenderung untuk memilih akomodasi harian seperti villa/hotel. Rata-rata harga jual apartemen cenderung stagnan. Pada triwulan IV-2018 harga jual rata-rata sebesar Rp13.292.063,per meter persegi. Harga tersebut masih sama dengan harga yang di-publish sejak awal tahun 2018. (arw)