balitribune.co.id | Denpasar - Dojo Campuhan Asri (DCA) perguruan cabang olahraga karate banjir prestasi. Betapa tidak. Sudah 15 tahun meramaikan cabang olahraga Karate di Bali. DCA tidak hanya ‘jago kandang’ tapi juga mengukir namanya hingga ke tingkat nasional.
Perguruan yang terletak di Jalan Kebo Iwa, Padangsambian Kaja, Kecamatan Denpasar Barat, rutin meraih pretasi cabor karate berskala lokal maupun nasional. Bahkan DCA sukses mengharumkan nama Denpasar di Kejurda KKI 2022 dan memborong 19 medali emas.
Prestasi yang diraih DCA tak terbatas dalam skala lokal saja, dojo ini juga melebarkan sayapnya ke kancah nasional maupun internasional. Atlet bertalenta yang mereka naungi diantaranya adalah karateka bernama Mahadirka yang sukses meraih peringkat pertama di laga karate Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN). Selain itu ia juga mewakili Indonesia di sebuah kejuaraan di Berlin, Jerman dan mendapat juara 1.
Selanjutnya, karateka Wira yang memenangkan juara 1 O2SN dan juara 3 pada kejuaraan di Luxembourg. Terakhir Agung Handayana yang meraih peringkat pertama di pekan olahraga mahasiswa di Batam. Tak selesai di sana, ia juga mewakili Indonesia pada kejuaraan mahasiswa Asia Tenggara dan menduduki peringkat pertama, serta meraih juara ke-3 di pesta olahraga PON (Pekan Olahraga Nasional).
Terbaru, DCA luwes berjaya di Kejurda KKI Bali yang diselenggarakan pada 3-5 Juni kemarin di Gor Lila Bhuana Denpasar. Kejuaraan bertajuk Gubernur Cup 2022 ini diikuti oleh 639 karateka dari seluruh wilayah di Bali. Dojo Campuhan Asri sendiri menjadi salah satu dojo yang ikut berpartisipasi dan laris manis menyabet 19 emas, 11 perak dan 14 perunggu.
Wartawan Bali Tribune berkesempatan untuk mewawancarai salah satu pelatih dan pendiri Dojo Campuhan Asri, Agung Astawa (58).
Agung Astawa menuturkan, bahwa pemanasan yang dilkukan oleh dojonya sebelum mengikuti kejuaraan semacam ini telah ia lakukan secara intensif dan tak kendor beberapa bulan sebelumnya.
"Selain latihan reguler, kami juga meningkatkan durasi latihan. Tidak lupa juga simulasi setiap minggu," terang Astawa.
Giatnya latihan di DCA bukannya tak beralasan, pasalnya Astawa percaya, bahwa karate sama halnya dengan menyantap gulai, sedap jika tetap hangat. Oleh karena itu, para murid di bawah didikannya ia tuntut untuk rajin mengasah kemampuan mereka.
"Berlatih ini bagi kami seperti gulai, enak untuk disantap jika masih hangat. Karate pun juga begitu, semakin sering diasah semakin baik," tegasnya.
Ia percaya, bahwa cabang olahraga karate bisa menjamin masa depan yang cerah bagi para atlet jika mereka berhasil menoreh prestasi.
"Semakin tinggi prestasi maka semakin tinggi juga apreasiasinya," kata Astawa.
Kedepannya, ia berharap agar pemerintah lebih sering menggiatkan kejuaraan-kejuaraan serupa dan meningkatkan prestasi pada cabang olahraga karate Bali di ajang kejuaraan nasional.