BALI TRIBUNE - Sebagai upaya mendukung program cashless society (komunitas transaksi nontunai) atau Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) perbankan di Indonesia terus melakukan kerjasama dengan berbagai pihak. Salah satunya yang dilaksanakan salah satu bank BUMN di Tanah Air, Bank Rakyat Indonesia (BRI). Dalam penerapan sistem pembayaran nontunai ini BRI bekerjasama dengan salah satu perusahaan taksi dengan menggunakan kartu uang elektronik produk BRI (Brizzi) saat pembelian bahan bakar di SPBU dan Tol Bali Mandara.
Wakil Pemimpin Wilayah Bidang Bisnis BRI Denpasar, Yoyok Mulawarman, menyebutkan sebanyak 15 SPBU di Bali yang melayani transaksi dengan menggunakan uang elektronik. Pembayaran nontunai ini kata dia sesuai instruksi Presiden Jokowi untuk membiasakan masyarakat melakukan transaksi nontunai guna menghindari peredaran uang palsu.
“Sebab penggunaan uang tunai tidak praktis dan risikonya cukup tigggi juga,” sebutnya saat launching kerjasama penggunaan uang elektonik Brizzi oleh pengendara armada perusahaan taksi di SPBU Pertamina, Badung, Jumat (7/7).
Menurutnya, uang elektronik merupakan salah satu bentuk kemajuan teknologi yang tidak bisa dipungkiri. Penggunaan kartu uang elektronik ini sebagai media pembayaran pengganti uang tunai akan sangat memudahkan para pengendara saat melakukan pembayaran di SPBU dan Tol Bali Mandara.
Di samping itu, bagi pemilik SPBU akan dapat membantu dalam pengelolaan kas fisik, menghindari risiko uang palsu serta pencatatan transaksi. “Sedangkan bagi Bank Indonesia dapat mengontrol peredaran uang fisik serta meningkatkan efisiensi dalam pencetakan uang,” ucap Yoyok.
Dia menjelaskan, hingga Mei 2017 jumlah kartu Brizzi yang telah beredar di seluruh Indonesia sebesar 6.475.582 kartu dengan total 10.688.034 transaksi atau nominal Rp 153 miliar. Sedangkan
untuk wilayah Bali dan Nusa Tenggara (Nusra) telah beredar sebanyak 311.588 kartu dengan transaksi sebesar 100.151 transaksi atau nominal Rp 1,6 miliar.
Ditambahkan Yoyok, transaksi Brizzi di Tol Bali Mandara selama tahun 2017 sebesar 59.795 transaksi. Jumlah tersebut naik sebesar 174 persen secara YoY (year on year) dari transaksi tahun 2016.