Balitribune.co.id | Tabanan - Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya, Minggu (16/4/2023), menghadiri Uleman Upacara Pitra Yadnya, Atma Wedana lan Metatah bertema Ngaben dan Metatah Bersama Ke-2, di Banjar Bongan, Desa Tegalmengkeb, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan.
Bersama dengan Anggota DPRD, Asisten I, para Kepala OPD di lingkungan Pemkab Tabanan dan Kepala Bagian di lingkungan Setda, Camat Seltim, Perbekel Tegalmengkeb, Bupati Sanjaya disambut oleh krama setempat. Karya yang puncak acaranya dilangsungkan pada (17/4/23) ini, dipuput oleh Ida Rsi Saking Griya Tegalmengkeb.
Karya diperuntukkan bagi 49 Sawa dengan 1 tambahan sawa tanpa identitas yang akan diaben, dengan 38 peserta ngelangkir dan ngelungah dan tercatat sebanyak 15 peserta metatah di desa Tegalmengkeb. Dengan sumber dana yang dihibahkan dari Pemkab Tabanan dan dana punia suka rela. Fokus kegiatan pada hari ini, yakni ngulapin dan ngeringkes. Upacara Ngaben dan Metatah Bersama di desa Tegalmengkeb ini merupakan agenda rutin yang dilakukan setiap 5 tahun sekali, dan kali ini berlangsung di periode yang ke dua.
Bupati Sanjaya memberikan apresiasi dan penghargaan setingginya kepada Desa Tegalmengkeb yang telah mampu membuat upacara Panca Yadnya, khususnya Pitra lan Manusa Yadnya, atiwa-tiwa pengabenan bersama dan metatah yang dilakukan dengan swadaya gotong-royong, dengan biaya yang minim dan terjangkau oleh masyarakat.
“Inisiatif ini dilaksanakan oleh Pak Kepala Desa untuk membangun koordinasi dan komunikasi yang baik dengan pemerintah dan difasilitasi oleh wakil rakyat juga tokoh-tokoh kita. sehingga ketika ada kebutuhan di masyarakat Desa Tegalmengkeb tentang yadnya, amanah ini bisa dilangsungkan, saling berkoordinasi dan kontribusi dalam menyukseskan visi misi Kabupaten Tabanan dalam membangun sebuah keseimbangan baik krama, alam lingkungan dan budaya secara sekala dan niskala,” papar Sanjaya.
Disampaikan oleh Perbekel Desa Tegalmengkeb Dewa Made Widarma, tujuan pelaksanaan karya ini adalah untuk membantu dan meringankan beban warga. Sehingga pemerintah desa dan kabupaten ikut turun tangan, biaya yang semestinya digunakan untuk ngaben, bisa digunakan untuk melanjutkan pendidikan anak-anak sampai sarjana atau untuk usaha dagang dan kebutuhan lainnya.
Sasaran karya ngaben ini yang pertama ialah masyarakat yang meninggal secara wajar dan yang meninggal secara tidak wajar, seperti waktu G30S PKI dan terhadap jenazah tanpa identitas yang dibuang di desa Megati, akan diaben dan dibersihkan bersama.